Sebulan terakhir, masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe terus dihantui ketidakpastian listrik. Pemadaman bergilir yang tidak menentu, mulai dari rumah warga, sekolah, fasilitas umum, hingga sentra ekonomi, masih berlangsung hingga hari ini.
Janji telah diucapkan. Manajemen PLN UP3 Tahuna sebelumnya menyampaikan bahwa kondisi kelistrikan di Sangihe akan kembali normal mulai tanggal 5 Juli 2025. Namun kini, setelah tanggal itu berlalu, aliran listrik masih padam di banyak wilayah. Para pelaku UMKM juga mengeluh karena alat produksi tidak bisa digunakan.
Bagi masyarakat Sangihe, janji bukanlah barang baru. Tapi yang dibutuhkan hari ini adalah bukti nyata. Masyarakat tidak hanya butuh keterangan teknis soal pembangkit atau gangguan mesin. Yang lebih utama adalah kehadiran nyata PLN dalam menyelesaikan krisis ini secara cepat dan transparan.
Sebagai daerah perbatasan yang strategis, Sangihe tidak boleh terus dibiarkan menjadi wilayah dengan krisis energi. Listrik bukan lagi sekadar penerangan. Ia adalah penopang pendidikan, ekonomi, dan pelayanan publik.
PLN Tahuna harus segera menjelaskan: apa hambatan sebenarnya? Apa langkah konkret yang telah dan akan diambil? Dan mengapa janji tanggal 5 Juli belum terealisasi? Keterbukaan informasi sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Kini masyarakat menanti. Bukan menanti janji baru, tapi menanti aksi nyata.

