Sitaro, Lintasutara.com – Kenaikan harga beras di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro mulai dikeluhkan pedagang dan para pembeli.
Kenaikan harga komoditas beras yang terjadi secara bertahap selama sebulan ini dan telah mencapai harga 170 ribu untuk kemasan 10 kilogram merek Bunaken dan Dua Merpati sedangkan beras premium merek Istana Pangan tembus angka 180 ribu untuk kemasan yang sama.
Yaya pemilik kios Glory di Pasar Ampera Ulu Siau saat ditemui menjelaskan, harga beras yang tadinya kisaran 135 ribu untuk kemasan 10 kilogram kini telah mencapai 170 ribu.
“Kenaikan ini adalah yang paling tinggi selama saya menjadi penjual di pasar Ulu,” ujarnya, Selasa (15/07).
Ia menjelaskan, kenaikan harga beras ini juga mendapat keluhan dari para pembeli. Namun meski mahal mau tidak mau mereka tetap membeli. “Namanya juga kebutuhan biar mahal tetap dibeli,” imbuhnya.
Yaya mengakui meski harga saat ini tidak bersahabat di kantong tapi hingga saat ini daya beli masyarakat masih cukup tinggi, akan tetapi jika dampak ini terjadi dalam waktu yang lama ditakutkan akan berpengaruh pada omset penjualan.
Kenaikan harga beras ini tentu mendapat tanggapan serius dari pemerintah pusat.
Pemerintah pusat melalui Badan Pangan Nasional telah mengeluarkan surat keputusan Nomor 215 TAHUN 2025, Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Stabilitas Pasokan Dan Harga Beras di Tingkat Konsumen Periode Juli Sampai Dengan Desember 2025.
Keputusan ini kemudian menugaskan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan stabilisasi pasokan dan harga beras konsumen melalui penyaluran bantuan pangan beras (PBP) dan penyaluran beras SPHP.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Sitaro, Richard Sasombo melalui Kabid Ketahanan Pangan, Fernando Pandawa menjelaskan saat ini sudah ada petunjuk teknis (Juknis) yang di keluarkan oleh Badan Pangan Nasional terkait penyaluran beras SPHP.
Baca Juga: Pemda Sitaro dan Perum Bulog akan Salurkan Bantuan Pangan Beras
Ia menjelaskan, berdasarkan Juknis, untuk penyaluran beras SPHP akan di salurkan oleh Mitra Bulog dan akan di awasi secara bersama-sama oleh pihak Satgas Pangan, Dinas Pangan dan Pertanian, Dinas Perindagnaker dan Dinas Sosial hal ini bertujuan agar tidak ada penyalahgunaan terhadap beras SPHP.
Berdasarkan hasil rapat antara pemerintah daerah dan pihak Bulog, diputuskan jika penyaluran beras SPHP akan di mulai Senin depan dan akan berlangsung hingga akhir Desember 2025.
“Untuk penyaluran beras SPHP ini menggunakan mitra atau kios atau ritel yang ada di pasar tradisional,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, untuk saat ini telah ada 7 Mitra Bulog yang ada di wilayah kepulauan Siau, namun tidak menutup kemungkinan akan bertambah sebab sudah ada beberapa pedagang yang meminta rekomendasi dari pihak Dinas Pangan dan Pertanian untuk menjadi Mitra Bulog.
“Dan untuk harga tentunya harus sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp. 62. 500- Rp.65.000 untuk ukuran 5 kilogram,” ungkap Pandawa.
Ia juga mengatakan, kondisi wilayah kepulauan menjadi salah satu kendala dalam penyaluran serta penentuan harga beras SPHP ini. Dua pulau yakni Tagulandang dan Biaro sampai saat ini masih sementara di upayakan untuk dicarikan pedagang yang mau bermitra dengan Bulog.
“Dan terkait harga tentu akan ada perbedaan dengan di Siau sedangkan untuk penentuan harga tersebut harus berkonsultasi dengan pihak Bulog,” terangnya.
Dengan adanya penyaluran Bantuan Pangan Beras dan Beras SPHP diharapkan dapat membantu menstabilkan pasokan dan harga beras yang ada di Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Pewarta: Boni Baganu
Editor: Andra M