Sangihe, Lintasutara.com – Sejak akhir tahun 2020 dan memasuki awal tahun 2021, Kabupaten Kepulauan Sangihe terus-terusan diguyur hujan, yang berimbas pada terjadinya longsor di beberapa titik hingga meluapnya air yang menyebabkan banjir di kampung Laine, kecamatan Manganitu Selatan.
Fenomena hujan berkepanjangan yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Sangihe hari ini, nyatanya masih merupakan efek dari La Nina; yakni mendinginnya suhu muka laut di Samudra Pasifik Timur, sekitar Equator dari suhu normalnya, minus 0,5 hingga 1,0 derajat.
Mendinginnya suhu muka laut tersebut, lantas menyebabkan tekanan udara menjadi tinggi di Samudera Pasifik, sedangkan di wilayastath Indonesia malah menjadi lebih hangat yang menyebabkan tekanan udara rendah, sehingga udara akan bergerak ketekanan rendah.
Hal ini dijelaskan Kepala Stasiun Meteorologi Klas III Naha – Tahuna, Sujatno, ketika dihubungi awak media ini via Whats App, Senin (04/01/2021).
“Kondisinya saat ini, suhu permukaan laut di Pasifik tercatat pada angka minus 0.84 Derajat Celcius. Hal Ini mengindikasikan dukungan terhadap pertumbuhan awan-awan hujan yang akan meningkatkan curah hujan,” ungkap Sujatno.
Lanjut dia, nilai indeks tekanan udara permukaan laut di Tahiti, dikurangi dari tekanan udara permukaan laut di Darwin, Australia atau yang biasa disebut Southern Oscillation Index (SOI) menunjukkan angka plus 17,4.
Angka Ini menurut dia, sangat signifikan; yang menunjukkan adanya suplai uap air yang bergerak dari Samudera Pasifik Timur ke Pasifik Barat yang dapat meningkatkan aktivitas pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
La Nina dengan data yang ada, tambah Sujatno, berdampak pada potensi meningkatnya curah hujan sebesar 20 sampai 40 persen dari normalnya dan untuk Kepulauan Sangihe, normal curah hujan bulan Januari adalah 446 Milimeter. “Sedangkan Pada tanggal 02 Januari, curah hujan tercatat 136 Milimeter dan sampai hari ini, akumulasinya 160 Milimeter. Sementara, kategori hujan ekstrim adalah curah hujan diatas 100 Milimeter,” katanya.
Mengingat angka curah hujan tersebut, dirinyapun mengimbau masyarakat agar dapat tetap mewaspadai curah hujan yang tinggi untuk tiga hari kedepan, terlebih lagi bagi masyarakat yang bermukim di bantaran sungai, pun lereng-lereng bukit.
“Kami dari BMKG akan tetap memantau perkembangan cuaca dan secepatnya akan dinformasikan kepada masyarakat, berupa informasi peringatan dini,” kunci dia, sembari menyebutkan untuk mempermudah akses informasi, masyarakatpun dapat mengakses sejumlah pusat informasi BMKG, antara lain: website BMKG, www.bmkg.go.id/; facebook @Info BMKG; twitter #infoBMKG; dan akun instagram BMKG, @infobmkg.
(Gr)