Tepat 1 Juli 2025, Kepolisian Negara Republik Indonesia memperingati Hari Bhayangkara ke-79 dengan mengusung tema nasional: “Polri Presisi Mendukung Percepatan Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas”—sebuah komitmen besar yang dalam pelaksanaannya dikristalisasi dalam semboyan kerakyatan: “Polri untuk Rakyat”.
Namun bagaimana makna tema ini berjejak nyata di wilayah perbatasan, seperti Kabupaten Kepulauan Sangihe, garda terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina Selatan?
Mengabdi dalam Senyap: Polres Sangihe di Garis Batas
Polres Kepulauan Sangihe di bawah kepemimpinan AKBP Abdul Kholik, S.I.K. telah menunjukkan bahwa semangat “Polri untuk Rakyat” tidak berhenti di tataran seremoni, tetapi hidup dalam kerja lapangan yang sunyi namun berdampak.
Di tengah tantangan geografis, keterbatasan sarana, dan kerentanan terhadap ancaman lintas batas seperti penyelundupan, peredaran narkotika, hingga potensi radikalisme, jajaran Polres Sangihe tetap hadir menjaga stabilitas dan rasa aman warga perbatasan.
Dari Patroli Laut hingga Pendampingan Sosial
Selama kepemimpinan AKBP Abdul Kholik, beberapa pendekatan menonjol menjadi bukti nyata dedikasi kepolisian di wilayah kepulauan:
Patroli terpadu laut dan pantai bekerja Satpolairud sebagai respons atas potensi pelanggaran batas wilayah dan aktivitas ilegal.
Satuan Intelkam dan Bhabinkamtibmas aktif menjalin komunikasi sosial, mengedepankan pola pendekatan kemanusiaan pada masyarakat kampung-kampung pesisir.
Program Jumat curhat terus digalakkan, membangun kedekatan dengan generasi muda sekaligus memagari mereka dari ancaman narkotika dan kekerasan jalanan.
Layanan SPKT berbasis pelayanan cepat tanggap dan transparan, serta penanganan kasus hukum dengan pendekatan restoratif justice untuk masalah sosial tingkat lokal.
Polisi yang Didengar, Bukan Ditakuti
Dalam berbagai pertemuan warga dan tokoh adat, nama Kapolres Abdul Kholik kerap disebut bukan karena ketakutan, melainkan karena kehadiran yang dirasakan. Ia bukan hanya pemimpin institusi, tetapi bagian dari denyut masyarakat kepulauan. Sering terlihat turun langsung ke lapangan—mendengarkan nelayan, menemui kepala kampung, hingga mendampingi anak-anak sekolah perbatasan dalam kegiatan edukatif.
Evaluasi dan Harapan: Jaga Konsistensi, Tingkatkan Akses
Meski banyak capaian positif, sejumlah tantangan tetap mengemuka: keterbatasan personel di pulau-pulau kecil, hambatan komunikasi dan transportasi, serta kebutuhan akan peningkatan peran Polwan dan pelayanan berbasis gender di daerah terpencil.
Dalam semangat Bhayangkara ke-79, suara dari Sangihe mengingatkan bahwa keberhasilan Polri bukan hanya diukur dari jumlah penindakan, tetapi dari seberapa dalam rasa aman dan keadilan itu dirasakan oleh rakyat di perbatasan.
Dari Ujung Negeri, Kami Mengucap Terima Kasih
Hari Bhayangkara bukan sekadar seremoni. Di Sangihe, ia adalah refleksi kerja keras, komitmen, dan kehadiran nyata polisi untuk rakyat. Selamat Hari Bhayangkara ke-79. Teruslah menjadi pelindung dan pengayom di batas utara Nusantara.

