Sangihe, Lintasutara.com – Kondisi akses transportasi darat dari kampung Buloeng ke kampung Kalasuge kecamatan Tabukan Utara mulai bikin was-was masyarakat dan pengguna jalan.
Gelombang pasang yang terjadi pada minggu (27/02/2022) lalu, kembali mengikis tebing setinggi kurang lebih 15 meter menyisahkan jurang nan dalam tepat ditepian jalan utama, kurang lebih 20 meter dari jembatan Salu Patung.

Dalam pantauan, akses yang notabene berlokasi di lindongan IV kampung Kalasuge ini menyisahkan setengah jalan yang dapat dilalui, imbas abrasi yang bahkan mulai mengikis pondasi aspal.
Baca Juga : Kasus Covid-19 di Liun Kendage Dibawah 50 Persen, Loris: Kami Tetap Siaga
Sarlex Mangamba, Kepala Lindongan IV menyebutkan jika sebelum abrasi yang terjadi kali ini, antara jalan dengan jurang masih ada jarak kurang lebih 1 meter. Bahkan jauh sebelum itu, diakuinya ada beberapa pohon kelapa yang tumbuh dan menahan jatuhnya tanah.

“Tapi karna pohonnya juga telah jatuh, maka tidak ada lagi yang menahan proses abrasi, setelah bagian bawah tebing terkena ombak pasang,” sebut Mangamba dalam aksen Manado, Senin (28/02/2022) Kemarin.
Baca Juga : Survei Indikator Politik: 52,5 Persen Warga Tolak PCR Sebagai Syarat Perjalanan
Kondisi inipun membuat masyarakat was-was. Pasalnya, jalan berkode kuning (Jalan Nasional) ini merupakan akses satu-satunya kampung Buloeng ke Kalasuge dan-pun pusat kecamatan Tabukan Utara ke Kalasuge.
Adapun akses lain yang tersedia yakni kearah Kendahe dan Tahuna yang tentu memakan waktu yang lebih lama.

Masyarakat meminta, agar kondisi tersebut bisa segera ditangani pihak berkompeten, sehingga akses yang sudah digunakan sekian lama tidak sampai putus.
“Kami hanya berharap jalan ini tidak sampai putus karna tentu akan makan biaya lebih besar dan kemungkinan harus mengorbankan tanah milik warga lagi, jika harus buat jalan baru,” harap masyarakat Kalasuge.
(Gr)