Salah satu program kerja Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe yang paling didambakan masyarakat dari kecamatan kepulauan, khususnya Kepulauan Marore yang meliputi Matutuang, Kawaluso, dan Marore, adalah pembangunan rumah singgah.
Keinginan ini sangat beralasan. Selama ini, masyarakat dari pintu gerbang utara Indonesia itu terpaksa memanfaatkan emperan toko di Kelurahan Sawang Bendar (Tanah Abang), Kecamatan Tahuna, hanya untuk berteduh dari hujan atau teriknya matahari. Kondisi makin sulit ketika cuaca memburuk atau jadwal kapal tertunda.
Keluhan rakyat kecil tersebut langsung mendapat perhatian Bupati dan Wakil Bupati Sangihe, Michael Thungari dan Tendris Bulahari. Menurut keduanya, rumah singgah bukan sekadar janji kampanye, melainkan bentuk keberpihakan pemerintah pada kesejahteraan masyarakat. Inilah yang sebenarnya dibutuhkan rakyat.
Pemerintahan dengan akronim TUARI bergerak cepat, memasukkan rencana pembangunan rumah singgah.
Polemik muncul bukan soal urgensi pembangunan, melainkan lokasi yang direncanakan berada di Kelurahan Tidore. Sejumlah warga setempat menolak, bahkan spanduk penolakan masih terpampang di area rencana pembangunan. Sisi lain, lahan yang digunakan adalah milik pemerintah.
Situasi menjadi berbeda ketika empat fraksi DPRD Sangihe ikut menolak. Meski demikian, istilah “menolak” kemudian dilunakkan menjadi “dipertimbangkan”.
Tentu dapat dipahami, DPRD adalah lembaga politik yang keputusannya sarat pertimbangan politik. Begitu logikanya.
Harapannya, kedua lembaga mitra kerja – eksekutif dan legislatif – segera menemukan titik temu demi kepentingan rakyat. Sebab, pada akhirnya yang dibutuhkan adalah kehadiran nyata pemerintah dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
Terlepas dari dinamika dan polemik yang mengemuka, pembangunan rumah singgah harus didukung semua stakeholder dan elemen masyarakat. Niat baik Bupati Michael Thungari dan Wakil Bupati Tendris Bulahari dalam meningkatkan kesejahteraan patut diapresiasi.
Jangan sampai rakyat dari kepulauan, yang datang ke Tahuna dengan penuh harapan, tetap harus tidur di emperan toko.