Sitaro, Lintasutara.com – Sebanyak sepuluh Warga Negara AsingĀ (WNA) asal Filipina diamankan pihak Kepolisian Sektor (Polres) Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) di Polsek Tagulandang.
Kapolres Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), AKBP. Iwan Permadi melalui Kasat Reskrim, IPTU. Rofly Saribatian saat di temui di Polsek Tagulandang menyebutkan, temuan kesepuluh terduga WNA tersebut di peroleh dari laporan masyarakat Kampung Mohongsawang pada hari Senin (17/03) kemarin.
Untuk itu lanjutnya, ia bersama tim langsung bergerak cepat untuk melakukan pemeriksaan terhadap kesepuluh WNA tersebut dan diketahui jika tujuan mereka ialah ke Kota Bitung dengan alasan mencari pekerjaan.
Di ketahui juga, jika kesepuluh WNA tersebut tidak saling kenal namun salah satu dari mereka merupakan pemilik perahu yang menyediakan jasa angkut dengan biaya bervariasi mulai dari 3000 sampai 7000 Peso.
“Sehingga dari pemeriksaan awal disimpulkan bahwa pemilik perahu ini diduga menjadi fasilitator untuk menyelundupkan para WNA tersebut,” jelasnya, Selasa (18/03).
Kasat Reskrim menjelaskan, usai pemeriksaan awal di Polsek Tagulandang kesepuluh WNA itu akan di bawa ke Polres Sitaro untuk dilakukan pemeriksaan secara mendalam.
“Jika hari ini selesai kemungkinan besok (Rabu 19 Maret) akan kita geser ke Polres Kepulauan Sitaro untuk lebih melakukan pendalam,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Imigrasi Tahuna untuk proses pemulangan para WNA itu.
“Pihak Imigrasi Tahuna di pastikan akan datang hari Kamis (20 Maret) ke Mako Polres Sitaro,”
Namun untuk terduga fasilitator, pihak kepolisian nantinya akan melihat undang-undang Keimigrasian, apakah ada pemenuhan unsur pidana atau tidak
“Jika memenuhi unsur pidana maka akan di proses hukum untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,” lanjutnya.

Awal Ditemukan Sepuluh WNA Asal Filipina
Berdasarkan hasil pemeriksaan pihak Polsek terhadap saksi Kris Dalandang nelayan Kampung Mohongsawang menjelaskan, pada hari Senin 17 Maret 2025 sekiranya pukul 12.00 WITA saat sedang melaut, ia melihat adanya sebuah perahu yang di isi sepuluh orang.
Ia penasaran kerena perahu tersebut masuk ke arah pulau pasige tidak pada lokasi nelayan lokal biasa masuk sehingga perahu tersebut diterjang ombak besar dan mengakibatkan perahu itu kandas diatas bebatuan sehingga membuat sebagian penumpang melompat ke air untuk mengamankan perahu agar tidak rusak.
“Saksi langsung mendekati perahu tersebut dan menanyakan kalau mereka berasal dari mana dan di jawab oleh salah seorang yang bisa berbahasa Indonesia jima mereka berasal dari Sangihe, Tahuna,” terangnya.
Karena masih penasaran, ia kemudian memanggil temannya yang pada saat itu sedang mancari ikan di pulau tersebut dan kemudian mereka mendekati perahu tersebut dan kesepuluh orang itu langsung meminta tolong dengan mengatakan bahwa mereka sudah tidak makan dua hari kerena meraka berasal dari Filipina dan perahu mereka mesin yang satunya dalam keadaan rusak.
“Kemudian kedua saksi langsung menolong kesepuluh orang asing tersebut dengan memberikan makanan berupa bekal mereka berdua pada saat melaut dan selesai makan perahu yang terdampar di tarik keluar dan selanjutnya dibawah ke Kampung Mohongsawang, Kecamatan Tagulandang,” jelasnya.
Sesampainya di Kampung Mohongsawang, saksi langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Kapitalau setempat.
Sementara keterangan penerjemah bahasa Filipina, Maribel Manangsang saat memperoleh keterangan dari para WNA tersebut menjelaskan, jika mereka awalnya 13 orang saat berangkat dari Sarangani Balut, Filipina pada tanggal 10 Maret 2025 yang terdiri dari 10 laki-laki dan 3 wanita.
“Dan pada tanggal 12 Maret 2025 mereka tiba di pulau Tinakareng Kecamatan Tabuka Utara Kepulauan Sangihe untuk menurunkan tiga wanita di pulau tersebut untuk mencari pekerjaan sedangkan 10 orang lainya melanjutkan perjalanan menggunakan perahu menuju Bitung untuk mencari pekerjaan di kapal ikan tuna,” jelasnya.
Sayangnya dalam perjalanan salah satu mesin perahu mengalami kerusakan sehingga perjalanan mereka mengalami kendala dan berlindung di pulau Pasige Kecematan Tagulandang.
Kasat Reskrim menjelaskan, terkait ketiga orang tersebut pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Polres Kepulauan Sangihe untuk keberadaan mereka.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Polres Sangihe terkait tiga orang tersebut,” tandasnya.
Penulis / Editor : Boni)