Aktivitas Gunung Api Ruang Masih Keluarkan Asap Tebal

Sitaro, Lintasutara.com – Ketua tim tanggap darurat erupsi gunung Ruang dari Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kristianto menjelaskan, berdasarkan pemantauan secara visual aktivitas gunung Ruang masih mengeluarkan asap putih tebal dengan ketinggian 200-400 meter di atas kawah gunung.

“Itu masih intens terjadi dari pagi hingga sore dan ini masih terpantau dengan baik karena visual sangat baik dari posisi ini,” ujarnya, Kamis (09/05), di Pos Pemantau Gunung Ruang, Kampung Tulusang, Kecamatan Tagulandang.

Kemudian lanjutnya, secara kegempaan masih di dominasi oleh gempa tremor antara 2-4 Mili meter (mm) dan gempa vulkanik yang mencirikan suplai magma juga masih ada saat ini.

“Sehingga dari hasil pemantauan visual maupun seismik, tingkat aktivitas gunung Ruang ini masih kita tetapkan pada tingkat aktivitas Level IV (Awas),” jelasnya.

Kristianto menerangkan, gempa vulkanik merupakan gempa bumi yang mencirikan adanya pergerakan atau adanya retakan yang terjadi di perut bumi akibat suplai magma atau naiknya magma ke permukaan.

Ruang
Ketua tim tanggap darurat erupsi gunung Ruang dari Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kristianto (Foto : Bonny)

“Sedangkan tremor adalah getaran menerus yang terekam oleh seismograf yang ada di gunung dan itu mencirikan bahwa adanya fluida yang naik ke permukaan,” ujarnya

“Fluida itu bisa dalam bentuk gas, bisa dalam bentuk magma namun untuk aktivitas gunung Ruang saat ini. Kemungkinan besar adalah gas yang muncul ke permukaan yang berwarna putih tebal tersebut,” lanjutnya.

Sementara untuk penentuan turunnya status aktivitas gunung itu di lihat baik dari aktivitas kegempaan vulkanik, aktivitas tremor serta aktivitas visual.

“Dan ini nantinya akan di cobain, di analisis secara bersama baik tim tanggap darurat yang ada di sini kemudian tim ahli yang ada di Bandung, nanti semuanya akan menganalisa karena memang tidak mudah untuk menurunkan itu karena perlu pertimbangan yang matang,” ujarnya.

Kemudian terkait perubahan radius larangan aktivitas bagi masyarakat dari 7 kilo meter (km) menjadi 5 kilo meter (km), ia mengatakan, jika hal itu berdasarkan eskalasi dari aktivitas gunung api.

“Dan lontarannya sudah tidak mencapai 7 kilo meter jadi kita turunkan secara bertahap dan dari Badan Geologi selalu melihat berdasarkan data,” tandasnya.

(Bonny)

Bagikan:

Artikel terkait

Terpopuler

Peluang dan Tantangan Menjadi Kepala Daerah di Kabupaten Kepulauan Sangihe: Pilkada...

Suara Redaksi

Beri Pesan Tegas Usai Lantik Pj Kapitalaung, Thungari: Pemdes Denyut Utama...

Sangihe

Refleksi Hari Kartini: Juita Baraming, Perempuan Sangihe yang Menata Harapan Lewat...

Sangihe

Pahlawan Tanpa Sorotan: Dari Laut Talise, Nelayan Menjemput Nyawa Sebelum Negara...

Kolom

Dilema Angka Stunting Sangihe

Suara Sangihe

Terkini