Sangihe, Lintasutara.com — Bonus demografi merupakan bagian dari tahapan transisi demografi sebagai jendela peluang bagi suatu negara memajukan pembangunan ekonomi dan sosial.
Indonesia mengalami bonus demografi sejak tahun 2015, dengan periode puncak diperkirakan terjadi pada 2020- 2035.
Dampak bonus demografi menyebabkan persentase penduduk usia produktif (15-64) lebih besar bila dibandingkan persentase usia nonproduktif.
Menyambut bonus demografi ini, pemerintah pada tahun 2016 menetapkan visi Indonesia Emas 2045 sebagai peta jalan untuk mencapai kondisi ideal 100 tahun kemerdekaan Indonesia.

“Mewujudkan Indonesia Emas 2045, dibutuhkan kreativitas anak muda dalam mengisi pembangunan sebab kompetisi pasti semakin ketat,” ujar pengusaha muda sukses asal Nusa Utara, Renaldo Tuwongkesong.
“Bonus demografi tidak hanya kita nikmati dari sisi usia produktif tetapi juga ide dan gagasan serta karya anak muda,” sambung finalis nyong Noni Sulut 2011 ini.
Pria ganteng dan cerdas jebolan Unsrat ini, mengajak anak muda lebih khusus di tiga gugusan pulau, Sangihe, Talaud, dan Sitaro agar mempersiapkan diri dengan baik agar tidak kalah bersaing dalam dunia kerja yang semakin kompetitif.
“Anak muda harus mempersiapkan diri dengan baik menatap kompetisi kedepan yang semakin kompetitif, tingkatkan kapasitas diri sesuai pasion masing- masing karena sukses harus diperjuangkan,” imbuh Anggota Ikatan Intelektual Muda Sulut ini.
(Ts)