Kodim 1301/Sangihe x SDF Bakal Gelar Nonton Bareng Pengasuh 65

Flyer Nonton Bareng Pangasuh 65 Yang Akan Diselenggarakan Kodim 1301/Sangihe x SDF (Ist)

“Ade” itu bukan nama, Ade itu panggilan saya buat ade Irma Suryani Nasution, panggilan kesayangan bagi kami di Sangihe, jadi saya yang kasih nama “Ade” Ade Irma Suryani Nasution (Alpiah Makasebape, Pengasuh Ade Irma).

Sangihe, Lintasutara.com – Kenangan peristiwa 30 September 1965 memang tak akan pernah lekang dari masyarakat Indonesia. Terlepas dari pro – kontra yang masih terjadi hingga ini, yang pasti luka mendalam ditanggung dan diemban korban pun keluarga dekat korban.

Demikian pula dengan Alpiah Makasebape, perempuan kelahiran kampung Hesang kecamatan Tamako, 25 Desember 1936 yang saat ini berusia 85 tahun. Peristiwa kelam Indonesia ini telah merengut Ade Irma, putri Jenderal A.H Nasution yang ia jaga ketika menjadi perawat keluarga sang Jenderal sejak 1960.

Pengasuh Ade Irma dan Pengasuh 65

Sejumlah masyarakat Sangihe menganggap kisah Oma Alpiah sebagai cerita kepahlawanan ; bagaimana Alpiah muda berusaha menjaga anak-anak Jenderal A.H Nasution hingga berupaya menyelamatkan Ade Irma yang kena tembakan, meski akhirnya harus menghembuskan nafas terakhir dalam dekapan Alpiah. Meski tak tersorot sejarah, kisah perempuan yang kini menetap di Tahuna ini sangatlah berharga.

Untuk itu, sebagai bentuk penghargaan atas baktinya, Alfian Walukouw, seorang seniman Sangihe lantas membangun monumen Ade Irma dipekarangan Oma pada 01 Oktober 2020. Tak sampai disitu, sebuah film dokumenterpun dilahirkan komunitas sineas, Sangihe Documentari Film.

Cerita Alpiah sebagai pengasuh Ade Irma diangkat dalam film berjudul Pengasuh 65′. Film berdurasi 1 jam 4 menit ini membahas kisah Oma Alpiah Makasebape dengan dengan Oma sebagai narasumber utama terkait kisahnya ketika mengabdikan diri sebagai perawat di keluarga Nasution – Gondokusumo. Film inipun telah disaksikan kurang lebih 51.000 kali di kanal Youtube Sangihe Documentary Film.

Letkol Arm Lukas Meinardo Sormin : Oma Alpiah Adalah Bagian Sejarah Indonesia

Komandan Kodim (Dandim) 1301/Sangihe Letkol Arm Lukas Meinardo Sormin seyogianya belum mengenal sosok Oma Alpiah Makasebape. Namun betapa kagetnya dia ketika mengetahui kisah perjuangan perempuan asli Sangihe ini.

“Lebih tercengang lagi, bahwa Oma bersama Ade Irma, Jenderal Nasution, dan Ibu Nas pernah berada satu satu armada di Dolok Martimbang, pesawat RI 01 bersama Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno,” ujar Dandim ketika bersua awak media ini.

Baginya, oma Alpiah merupakan bagian dari sejarah panjang Negara Republik Indonesia. Pasalnya, oma tanpa pamrih mengabdi dikeluarga Jenderal Nasution terlebih khusus Ade Irma Suryani Nasution.

Baca Juga : Mengharukan, Kenangan Ade Irma Kembali Hidup di Pekarangan Oma Alpiah

“Bahkan beliau telah menyaksikan secara langsung kejadian kelam yang terjadi pada para pahlawan,” lanjutnya.

Dandim-pun berpesan, agar masyarakat Sangihe dapat terus mengingat sejarah bangsa Indonesia dan mengisi kemerdekaan bangsa dengan hal-hal positif.

“Seperti yang dikatakan Bung Karno, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Ya seperti itu juga kami berharap, bahwa nilai-nilai perjuangan bangsa dapat terus kita ingat, termasuk juga perjuangan yang oma berikan,” kunci Dandim.

Kodim 1301/Sangihe x Sangihe Documentary Film Helat Nobar Dengan Oma Alpiah Sebagai Tamu Kehormatan

Sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan pengabdian Oma, Kodim 1301/Sangihe bekerja sama dengan Sangihe Documentary Film bakal menyelenggarakan even nonton bareng (Nobar) film pengasuh 65 dengan Oma Alpiah sendiri sebagai tamu kehormatan, bahkan sesuai rencana akan dijadikan even tahunan setiap tanggal 30 September.

Pemutaran film akan berlangsung pada Kamis (30/9/2021) pukul 19.00 Wita di Makodim 1301/Sangihe. Audro Chrustofel, ketua Sangihe Documentary Film menjelaskan jika pemutaran film merupakan inisiasi Dandim dan SDC dilaksanakan secara terbatas mengingat aturan PPKM. Sehingga, untuk mengikuti Nobar, masyarakat harus mendaftarkan diri dengan melakukan Direct Massanger (DM) ke akun @Sangihedocumentaryfilm.

“Untuk teknisnya, sudah disepakati jika untuk kuota penonton dibatasi hingga 100 – 150 orang, sesuai dengan setengah dari kapasitas lapangan Mako Kodim 1301/Sangihe. Nah untuk peserta yang ingin berpartisipasi nantinya disarankan untuk menghubungi akun instagram @Sangihedocumentaryfilm via DM. Nantinya, siapa yang sudah DM ke akun kami, akan dihitung apakah sudah mencukupi kuota atau tidak. Namun, bagi teman-teman yang kurang beruntung bisa mengakses akun Youtube kami,” kunci Audro.

(Gr)

Bagikan:

Artikel terkait

Tinggalkan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler

Peluang dan Tantangan Menjadi Kepala Daerah di Kabupaten Kepulauan Sangihe: Pilkada...

Suara Redaksi

Beri Pesan Tegas Usai Lantik Pj Kapitalaung, Thungari: Pemdes Denyut Utama...

Sangihe

Refleksi Hari Kartini: Juita Baraming, Perempuan Sangihe yang Menata Harapan Lewat...

Sangihe

Pahlawan Tanpa Sorotan: Dari Laut Talise, Nelayan Menjemput Nyawa Sebelum Negara...

Kolom

Dilema Angka Stunting Sangihe

Suara Sangihe

Terkini