Minahasa, Lintasutara.com – Mahasiswa utusan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Manado (Unima) berhasil menjadi juara Kompetisi Debat, National University Debating Championship (NUDC), tingkat Perguruan Tinggi, Unima tahun 2021.
Seleksi NUDC Tingkat Unima dilaksanakan di Lantai 3 Kantor Pusat Unima, Kamis (3/6/2021), diikuti perwakilan mahasiswa dari 6 Fakultas di Unima, diantaranya Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Fakultas Teknik (Fatek), Fakultas Ekonomi (Fekon), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Sementara Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) tidak mengirimkan perwakilannya.
Dari hasil babak kualifikasi, ada empat tim yang kemudian melaju ke babak final, yakni tim FBS, FIP, Fekon dan Fatek. Setelah melakoni debat dengan menggunakan bahasa Inggris ini, tim FBS akhirnya keluar sebagai juara NUDC Unima 2021, disusul tim Fatek di tempat kedua, Fekon di tempat ketiga dan FIP di tempat keempat.
Dengan hasil ini, maka dua mahasiswa FBS atas nama Ichiko Wenas dan Fabian Salettia akan mewakili Unima dalam NUDC tingkat regional tahun ini.
Juara NUDC Unima 2021, Ichiko Wenas mengatakan, kompetisi debat berjalan dengan luar biasa dan fair. Hal ini didukung oleh panitia yang telah bekerja dengan baik.
“Competitiveness dari peserta perwakilan tiap fakultas sangat baik. Panitia juga bekerja dengan baik dalam meng-handle hal teknis perlombaan dan hasil penjurian atau tabulasi sangat menunjang dengan transparansi skor,” kata Ichiko.
Ditanya terkait persiapan menghadapi NUDC tingkat Regional, Vice President Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) English Debating Society (EDS) Unima ini mengungkapkan, dia dan partner debatnya akan melakukan yang terbaik di tingkat regional sehingga bisa berpatisipasi di tingkat nasional.
“Untuk ke tingkat regional, persiapan kami, tim tentunya masih butuh latihan. Namun saya dan partner saya sangat bersyukur karena latihan dan mentoring akan dibantu oleh senior-senior dan alumni EDS, serta didukung pihak kampus,” ujarnya.
Sementara itu, Jenerio Mokalu yang duduk sebagai Adjudicator (juri) dalam kompetisi itu menjelaskan, proses pelaksanaan NUDC Unima 2021 telah berlangsung dengan sangat baik dan kompetitif.
“Hasil Seleksi NUDC Unima Tahun ini dilakukan secara objektif sesuai dengan standar pedoman British Parliamentary System. FBS yang menjadi juara tahun ini diharapkan dapat membawa UNIMA sampai tingkat nasional,” ujar Jenerio.
Dirinyapun menekankan pentingnya evaluasi dari kegiatan ini untuk terus meningkatkan persaingan antar Fakultas setiap tahunnya.
“Evaluasi dari kegiatan ini sangatlah penting untuk peningkatan kompetensi terutama kualitas pada debaters yang mewakili setiap fakultas. Proses coaching dan mentoring sekali lagi menjadi indikator utama,” ungkap pemuda yang pernah dua kali menjuarai NUDC tingkat Unima ini.
Dihubungi lintasutara.com, Dekan FBS Unima Dr. Donal Matheos Ratu, M.Hum, tidak kaget dengan prestasi mahasiswanya ini sebab dari dulu, FBS selalu menjadi jawara dalam ajang NUDC.
Prestasi mahasiswanya ini, lanjut Donal, mencerminkan tingginya kualitas dari dosen-dosen yang ada di Fakultas Bahasa dan Seni sendiri.
“Mahasiswa yang menjuarai debat bahasa Inggris memang berkualitas dan ini tidak lepas dari peran dosen-dosen di FBS secara khusus dosen di jurusan bahasa Inggris yang kualitasnya di atas rata-rata, disamping akreditasi jurusan A. Dosen-dosen juga semangat mengajar sehingga menghasilkan mahasiswa yang luar biasa,” kata Donal.
“Semoga sukses bagi mahasiswa yang akan berkompetisi di tingkat Regional,” tandasnya.
National University Debating Championship (NUDC) adalah kompetisi debat antar mahasiswa yang penyelenggaraannya di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kompetisi ini menjadi salah satu wahana membentuk mahasiswa bertalenta di bidang bahasa dan mempersiapkan lulusan yang mampu membuat keputusan berdasarkan analisis yang logis dan faktual.
Dengan menggunakan format debat British Parliamentary Debate Style atau debat ala parlemen Inggris, setiap tim terdiri dari 2 pendebat.
Setiap sesi debat mempertemukan 4 tim sekaligus, yang terbagi ke dalam dua tim mewakili pihak Government (pemerintah) dan dua tim lainnya mewakili pihak oposisi.
Di setiap sesi debat, setiap tim akan diberikan mosi terkait isu-isu terkini, baik lokal, nasional dan internasional. Kemudian setiap pendebat memiliki waktu 7 menit untuk memaparkan materinya, sementara lawan debat bisa memberikan interupsi.
Kompetisi ini adalah salah satu kompetisi antar mahasiswa paling populer di Indonesia yang dilaksanakan secara berjenjang, dimulai dari tingkat Perguruan Tinggi, Regional dan Nasional.
(am/red)