Tolak Vaksin Sinovac Dari China, Presiden Brasil: Rakyat Brasil Bukan Kelinci Percobaan

Brasil, LintasUtara.com – Presiden Brasil Jair Bolsonaro membatalkan pembelian vaksin Sinovac dari China, yang dinilainya belum teruji secara ilmiah untuk menanggulangi pasien Covid-19 di Brasil.

“Rakyat Brasil tidak akan menjadi kelinci percobaan,” kata Bolsonaro melalui laman media sosialnya, Rabu (21/10/2020).

Bolsonaro menambahkan bahwa vaksin tersebut belum selesai diuji, sehingga pemerintah urung untuk membelinya.

“Keputusan saya adalah tidak membeli vaksin semacam itu,” imbuhnya.

Padahal sehari sebelum pernyataan Bolsonaro tersebut, Menteri Kesehatan Brasil Eduardo Pazuello telah mengumumkan rencana pembelian Vaksin sebanyak 46 juta dosis, di sela-sela pertemuannya dengan Gubernur Sao Paulo João Doria, Selasa (20/10/2020).

Doria sendiri adalah lawan politik Bolsonaro, dimana negara bagian yang dipimpinnya ikut berpartisipasi dalam pengembangan vaksin Sinovac melalui Butantan Institute.

Pazuello pada Senin (19/20/2020) bahkan telah mengeluarkan Dokumen Resmi pembelian “Butantan Vaccine-Sinovac / Covid-19” dengan perkiraan harga 10,30 Dolar AS untuk setiap dosisnya. Dokumen pembelian vaksin tersebut pun telah diserahkan kepada pemerintah negara bagian Sao Paulo, Rabu (21/10/2020).

Presiden Bolsonaro menganulir keputusan tersebut dan berencana mencabut protokol terkait pembelian vaksin itu.

Claudio Couto, profesor Ilmu Politik di Getulio Vargas Foundation, menyatakan, langkah presiden ini tidak ada hubungannya dengan virus melainkan sebuah cara untuk menyerang Doria, yang digadang-gadang menjadi penantang Bolsonaro pada Pemilihan Presiden Brasil tahun 2022.

“Perhatiannya adalah menjadi kandidat yang kuat untuk terpilih kembali, dan itu sering kali dilakukan dengan merepotkan lawan politiknya,” kata Couto dilansir dari Associated Press.

Bolsonaro dan Doria memang sejak awal pandemi berbeda sikap terkait kebijakan penanganan Covid-19. Gubernur Doria sedari awal mendukung rekomendasi para pakar kesehatan di Brasil untuk menerapkan Work From Home dan pembatasan aktivitas sosial, yang kemudian dikecam oleh Presiden Bolsonaro dengan alasan bahwa krisis ekonomi dapat membunuh lebih banyak orang ketimbang sekedar penyakit.

Doria pun menyerang balik Bolsonaro dengan mengatakan bahwa vaksin Sinovac penting untuk menjamin keselamatan rakyat Brasil. “Bukan ideologi, politik, dan proses pemilihan yang menyelamatkan, melainkan vaksin, ”kata Doria.

Dalam konferensi pers, Bolsonaro pun membalas Doria, dengan menuduh gubernur Sao Paulo tersebut sedang bermain politik dan upaya untuk segera mengeluarkan vaksin Sinovac bertujuan untuk meningkatkan popularitasnya.

Dalam laman facebooknya, Bolsonero juga mengungkapkan kalau vaksin tersebut adalah “Vaksin China João Doria”.

″Bagi pemerintahan saya, vaksin apa pun itu, sebelum tersedia untuk masyarakat, harus terbukti secara ilmiah,″ tulis Bolsonero.

Bolsonero kerap kali mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap China, yang merupakan mitra dagang terbesar Brasil. Bahkan, ia menyebut China “tidak berperasaan” dan di bawah pengawasannya, negara itu tidak akan diizinkan untuk ‘membeli’ Brasil.

Di tengah polemik pengadaan vaksin covid-19 ini, jumlah kasus Covid-19 di Brasil masih terus bertambah. Hingga Rabu (21/10/2020), Brasil telah mengumumkan lebih dari 153.000 kasus kematian akibat COVID-19, kedua terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat.

Negara di Amerika Selatan ini juga telah melaporkan sebanyak 5,2 juta kasus konfirmasi positif Covid-19, tertinggi ketiga di dunia.

(AM)

Bagikan:

Terpopuler

Perjuangan Pasandaran Berbuah Hasil, Bupati Sangihe Audiensi...

Sangihe Kembali Raih WTP ke-11 dari BPK,...

Catatan Perjalanan: Menuju Para Lelle, Pesona Alam...

Polemik Kekosongan Obat Mulai Terjawab, Kepala Puskesmas...

Support Festival Seke Maneke 2025, Dinkesda Sangihe...

Artikel Terkait

Terkini