Global, Lintasutara.com – Ribuan warga Ukraina di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, Sabtu (5/2/2021), melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk penentangan terhadap agresi militer Rusia di negara itu.
Sambil menyanyikan lagu kebangsaan Ukraian, para pengunjuk rasa mengangkat spanduk bertuliskan “Kharkiv adalah Ukraina” dan “Hentikan Agresi Rusia”. Aksi protes warga Ukraina ini pecah ditengah potensi serangan Rusia.
Diplomasi selama beberapa minggu antara Barat dan Moscow tidak menghasilkan terobosan yang berarti. Nyatanya, puluhan ribu pasukan Rusia belum beranjak dari perbatasan Ukraina.
Pihak Rusia sendiri telah membantah adanya niat untuk menyerang Ukraina, namun negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu meminta jaminan keamanan, termasuk meminta agar Ukraina tidak dimasukkan sebagai anggota NATO.
Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sebelumnya menyebutkan bahwa Kharkiv, kota Industri di sebelah Timur Ukraina yang hanya berjarak 42 km dari perbatasan Rusia, adalah target pertama serangan invasi Rusia, meksipun juru bicaranya kemudian menyatakan bahwa yang dia sampaikan merupakan hipotesis dari kemungkinan yang akan terjadi.
Baca Juga: Deal! Prancis Kirim 80 Jet Tempur Rafaela Tercanggih ke UEA
Ribuan pengunjuk rasa di Kharkiv berbaris memadati alun-alun kota meskipun di bawah suhu 0 derajat.
“Orang-orang turun ke jalan menunjukkan bahwa Kharkiv adalah bagian dari Ukraina dan kami tidak akan menyerahkannya,” ujar salah satu warga Kharkiv, Nina Kvitko, kepada kantor berita Reuters yang dikutip Lintasutara.com, Minggu (6/2/2021).
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, selain bendera Ukraina, para pengunjuk rasa juga mengibarkan bendera negara-negara sekutu Ukraina, termasuk bendera Amerika Serikat, Inggris dan Uni Eropa.
(Andra)