Sangihe, Lintasutara.com – Pasar Trikora akhirnya bakal mulai direvitalisasi, hal ini ditandai dengan peletakan batu dasar pertama (Pasar Modern Trikora) yang dilakukan secara langsung oleh Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana, Jumat (14/01/2021).
Dalam rencana pembangunan, proyek berpagu anggaran 31 Miliar dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini bakal menjadi wajah baru pusat perbelanjaan kota Tahuna dengan tiga lantai; yang dibagi atas 2 lantai dasar untuk kios dan lantai pamuncak untuk sektor kuliner.
Dalam kesempatannya memberikan sambutan, Gaghana-pun menjelaskan sejumlah hal perihal pembangunan pusat perbelanjaan modern yang menurutnya bakal jadi sejarah baru dalam meningkatkan roda perekonomian masyarakat Sangihe serta memenuhi kebutuhan masyarakat ini.

“Dari sisi fisik, bangunan pasar Trikora sudah sangat tua dan akan membahayakan nantinya, juga banyak pedagang yang butuh tempat yang lebih representatif. Disitulah kita harus hadir untuk memberikan jawaban; mengembangkan usaha-usaha produktif sekaligus memberikan rasa nyaman bagi pengunjung dan penjual,” ujar Gaghana.
Dirinyapun menegaskan jika seyogianya PEN merupakan program yang terlaksana secara nasional, sehingga semua daerah diberikan ruang dan kesempatan untuk mendapatkan dana dimaksud.
Hal ini, lanjutnya dikarenakan dana APBD, DAU dan DAK faktanya terserap untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang notabene mempengaruhi pembangunan fisik dan infrastruktur imbas refocusing ke pendanaan Covid-19.
Baca Juga : Gaghana Lantik 28 Kapitalaung Terpilih, Ini Daftarnya
“Namun, dasarnya juga berupa kinerja daerah untuk mendapatkan dana PEN ini. Artinya, kalau kinerja Pemda bagus maka dana ini bisa didapatkan dan kita mendapatkan angka yang cukup representatif untuk mendapatkan bantuan ini, jadi tidak asal-asalan,” tegas Gaghana.

Dirinyapun menyayangkan upaya beberapa pihak yang malah mencoba mengaitkan upaya pembangunan daerah keranah politik, padahal menurut dia semangat pemerintah daerah tentu saja untuk kepentingan rakyat, dengan memanfaatkan fasilitas dari pusat yang lebih mumpuni dibanding APBD yang terbatas.
Diperincinya, pola pikir yang harusnya menjadi bahan pertimbangan bahwasannya dengan tidak adanya dana untuk pembangunan fisik, maka dengan sendirinya lapangan pekerjaan untuk masyarakat disektor bangunan terhenti.
Baca Juga : Survei BI: Keyakinan Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi Indonesia Terus Menguat
Sementara itu, dengan tidak adanya pekerjaan dimaksud, maka tentu berdampak pada tidak adanya pendapatan, sedangkan faktor pendapatan tentu akan berpengaruh pada lesunya ekonomi imbas daya beli yang menurun.
“Ini yang harusnya menjadi pola berpikir kita, bukan malah dibawa keranah politik. Kalau selalu dibawa keranah politik, maka tidak ada pekerjaan yang selesai,” semburnya sembari menambahkan jika momentum politik punya waktunya sendiri, sehingga hal yang harus ditegaskan kali ini yakni bagaimana menunjukan kinerja dan bekerja untuk rakyat.
Tak hanya itu, mantan Wakil Bupati 2 periode inipun menyentil terkait desas-desus pembangunan pasar modern kali ini, dengan nasib rencana pembangunan hotel di Pelabuhan Tua yang menurut dia pada akhirnya harus dihentikan imbas wanprestasi pihak ketiga.

“Kalau pembangunan ini, dananya sudah ada. Meskipun dananya secara fisik belum ada, namun angkanya dari pusat sudah disediakan. Namun demikian, tentu saja jika tidak dikerjakan maka dananya tidak akan diturunkan, sama halnya dengan dana APBD pun dana lainnya. Jadi ada prosesnya,” tegasnya lagi.
Gaghanapun memberi motivasi bagi para pekerja untuk mampu menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin dengan waktu yang tersedia untuk membuktikan bahwa proyek untuk memajukan perekonomian ini dikerjakan sesuai tujuan awalnya; kesejahteraan rakyat.
“Upaya untuk merong-rong pembangunan pasti ada, namun kita bekerja untuk masyarakat sehingga kami berharap pihak kontaktor dapat bersungguh-sungguh untuk menjawab semua ketidakpercayaan pihak-pihak yang ragu dengan pembangunan pasar yang lebih cocok disebut pertokoan ini,” pungkasnya.
(Gr)