Sangihe, Lintasutara.com – Dua pemuda asal pulau Marore, salah satu kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang notabene merupakan wilayah perbatasan utara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) – Philipina, bertekad mengabdikan jiwa raganya untuk bumi pertiwi.
Adalah Septianus Mendome dan Keril Barahama, dua pemuda yang lahir dari keluarga nelayan ini bertekad kuat menjadi prajurit TNI Angkatan Laut, bukan sekedar untuk mengubah nasib, namun lebih dari itu yakni menjaga kedaulatan negara.
Tak banyak yang keduanya harapkan ketika menuju ke Pangkalan TNI AL (Lanal) Tahuna guna menjadi peserta seleksi Calon Bintara (CABA) Gelombang II Tahun Ajaran (TA) 2021, selain doa dan restu dari orang tua, masyarakat Marore dan lebih besarnya lagi, Sangihe. “Doakan kami tetap sehat dan mampu mengikuti seleksi dengan baik,” ungkap keduanya.
Namun, tentu bukan hal mudah bagi keduanya. Selain faktor fisik dan teknis yang notabene memang sudah digembleng habis-habisan oleh Pos TNI AL (Posal) Marore, jarak dan kondisi alam juga bisa menjadi batu sandungan bagi keduanya.
Komandan Posal (Danposal) Marore Letda Laut (P) Suendra menyebutkan, untuk ke Lanal Tahuna saja keduanya harus menempuh kurang lebih 5 jam perjalanan laut dengan menggunakan pemboat (Perahu dengan mesin), sedangkan dari Tahuna ke Lantamal VIII Manado, bisa mencapai 12 jam dengan menumpangi kapal cepat, dengan total jarak keseluruhan 369 Km.
“Medan lautan yang berat, cuaca buruk dengan gelombang tinggi dan angin kencang yang bisa muncul tiba-tiba, menjadi tantangan dan risiko yang harus dilewati anggota dan kedua calon peserta seleksi CABA,” sentil Suendra, sembari menyebutkan jika harapan dan kebanggaan yang tinggi tetap disematkan dirinya dan rekan-rekan di Posal Marore, serta orang tua masing-masing yang turut melepas keberangkatan keduanya dari pantai Marore, Kamis (29/07/2021).
“Atas rasa bangga itulah, Kami seijin Komandan Lanal (Danlanal) Tahuna Kolonel Laut (P) Sobarudin M.Tr.Hanla memfasilitasi keduanya dengan memberikan pengarahan dan mengantarkan keduanya menggunakan Pamboat,” ujarnya yang mengaku terharu dengan kondisi keluarga kedua pemuda yang pas-pasan, namun mampu membesarkan anak dengan mimpi dan tekad nan kuat untuk bangsa dan negara melalui TNI AL.
“Mudah-mudahan dengan perjuangan, tekad dan semangat yang kuat, keduanya bisa mengikuti seluruh proses mulai dari pembekalan dasar dan pelatihan di Lanal Tahuna hingga lolos sebagai bintara TNI AL, sehingga bisa membuktikan bahwa anak pulau di ujung perbatasan antara Indonesia-Philipina ini bisa menunjukkan dedikasinya kepada NKRI,” kunci Letda Laut (P) Suendra.
(Ger)