Sosok, LintasUtara.com – Lebih dari 5 tahun mengayomi masyarakat di Nusa utara, rupanya sudah bisa melekatkan Iptu Awaludin Puhi, Polisi Muda asal Kota Gorontalo, untuk mengenal dekat masyarakat bumi Tampungang Lawo (Sangihe, red).
Bagaimana tidak, dalam posisinya sebagai Kepala Satuan (Kasat) Lalu Lintas (Lantas) Polres Kepulauan Sangihe yang baru saja berakhir, warna berbeda justru diperlihatkan Polisi jebolan Wiratma Bhayangkara, Tahun 2012 ini.
Awaludin Puhi: “Nggak Kreatif itu Nggak Asik!”
Demikian slogan yang selalu digembar-gemborkan Iptu Awaludin Puhi. Sebagai bagian masyarakat millenial, pria kelahiran 05 November 1990 ini, menilai jika pendekatan yang kaku, malah membuat gap antara Polisi yang sekian lama dicap garang dengan masyarakat kian berjarak.
“Makanya, Nggak Kreatif Itu Nggak Asik, menjadi slogan yang saya pegang. Dengan kreatif dalam pelaksanaan tugas, ada-ada saja bentuk unik dari pendekatan masyarakat yang bisa kita temukan,” ungkap Puhi, dalam kesempatan ngopi santai bersama LintasUtara.com belum lama ini.
Slogan itupun terbukti ampuh. Ide-ide kreatif Puhi-pun telah mampu membawa nama Polres Sangihe mencuat di media sosial, dengan viralnya dua video edukatif anti mainstream; yakni tik-tok terkait aturan berlalu lintas, dan Masamper (Grup Penyanyi) khas Bumi Tampungang Lawo, untuk mengedukasi masyarakat terkait COVID – 19.
Menurut Puhi, ada dua kunci yang harus dipegang sebagai Penegak Hukum, Pelindung, bahkan Pengayom masyarakat, yakni terkait ketulusan dan keikhlasan dalam melayani masyarakat disetiap pelaksanaan tugas. Sehingga, tugas dilapangan bukan hanya menjadi agenda formalitas dengan mencari-cari kesalahan, namun benar-benar bertujuan menertibkan perilaku masyarakat.
“Caranya, ya dengan menjadi Polisi yang humanis. Dalam artian, mampu menempatkan diri sebaik, sesopan, dan seakrab mungkin dalam pelaksanaan tugas yang diemban, sehingga masyarakat yang ditindaki, bukan merasa dibebankan, namun merasa teredukasi, karna telah diberikan pemahaman yang tepat, dengan cara yang bersahabat,” tuturnya.
Namun tentu, viralnya kedua video tersebut bukan menjadi batas karya IPTU Awal di Sangihe. Metode pendekatan ‘kreatif’ yang dijalani pria dengan dua anak tersebut, juga telah terbukti mampu membawa dirinya lebih akrab dengan banyak komunitas, baik Pecinta Otomotif, Musik, Seni Pertunjukan, bahkan pendukung tim sepak bola sekalipun.
Dari pendekatan tersebut, banyak pihak yang menilai tujuan mengedukasi masyarakat tentang Aturan Lalu lintas, lebih tersampaikan dengan baik, terutama penggunaan helm, kelengkapan surat, hingga ketaatan tanda-tanda lalu lintas lewat ‘sindiran-sindiran’ humoris, semisal “Jangan Paksa Lurus, Awas Ada Mantan Ngajak Balikan”.
Alhasil, menurut pengakuan sejumlah kaum muda yang sempat berbincang dengan LintasUtara.com, dengan pendekatan-pendekatan yang dilakukan, terutama lewat diskusi-diskusi ringan yang telah terbangun, ada kesadaran berlalu lintas yang terbentuk, yang bukan lagi dilandasi takut ditilang, tapi pada rasa malu jika melanggar.
Disentil terkait hal itu, Puhi yang akan memulai tugas baru sebagai Kasat Lantas Polresta Bitung, mengaku jika masa 5 tahun 3 bulan, yakni sejak menjabat perwira pertama kali di Nusa Utara selama 4 tahun, sempat pindah ke Manado, hingga kembali lagi sebagai Kasat Lantas Polres Sangihe selama 1 tahun 3 bulan, sudah mampu menjadikan Sangihe sebagai rumah yang ia cintai, sehingga ia-pun harus mampu menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap penghuni di dalamnya.
“Orang (Masyarakat) Sangihe itu, kalau sudah cinta, pasti cintanya tulus. Tapi, kalau sudah benci, pasti bencinya juga tulus. Makanya, dengan menjadi bagian dari masyarakat terutama pengguna jalan, ada sinergisme yang bakal terjalin, untuk kebaikan kita semua,” tutup Puhi, sembari meminta agar kedekatan yang telah terjalin, dapat terus menjadikan masyarakat Sangihe, sebagai masyarakat yang sadar sekaligus taat aturan, dan selalu dekat dengan Polres Sangihe. (Tim Liputan)