Di tengah kegelapan yang makin sering melanda rumah-rumah warga Kepulauan Sangihe akibat krisis listrik, secercah harapan hadir dari langkah tegas pemerintah daerah. Bupati Kepulauan Sangihe, Michael Thungari, memanggil manajemen PLN UP3 Tahuna untuk duduk bersama mencari solusi konkrit atas permasalahan yang telah lama menghantui masyarakat.
Langkah ini bukan sekadar rapat koordinasi biasa. Ini adalah wujud nyata dari keberpihakan pemimpin terhadap jeritan rakyat. Sebuah respon cepat yang menegaskan bahwa krisis listrik bukan sekadar angka statistik atau laporan teknis semata, melainkan menyangkut hak dasar warga untuk hidup layak.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Thungari menekankan pentingnya kehadiran PLN yang benar-benar melayani, bukan sekadar hadir sebagai institusi formal. Ia mendesak manajemen PLN untuk transparan dalam menyampaikan kondisi terkini hingga rencana jangka pendek dan panjang penanganan gangguan pasokan listrik.
Rakyat sudah cukup sabar. Pemerintah tidak akan tinggal diam saat rakyatnya hidup dalam ketidakpastian akibat pemadaman yang tidak jelas jadwal dan alasannya.
Krisis listrik di Sangihe telah berdampak besar pada aktivitas ekonomi, pendidikan, layanan kesehatan, bahkan rumah ibadah, pelaku usaha kecil, anak-anak kesulitan belajar, dan masyarakat mulai kehilangan kepercayaan pada institusi pelayanan publik.
Melalui langkah ini, Bupati Michael Thungari menunjukkan bahwa seorang pemimpin bukan hanya duduk di belakang meja, tetapi hadir di tengah masyarakat, mendengarkan, dan bertindak.
Kini harapan warga Sangihe bertumpu pada implementasi nyata PLN dari hasil pertemuan tersebut. Karena dalam krisis seperti ini, yang dibutuhkan bukan sekadar janji, tapi keberanian untuk berubah dan tidak basa-basi.
