Sangihe, Lintasutara.com – Pasar Towo’e jelang akhir tahun 2024, nampak biasa – biasa saja dengan kondisi cuaca berawan. Sejumlah masyarakat sibuk berbelanja ketika tim Bacirita Sangihe Lintasutara memasuki jantung pasar terbesar Sangihe ini, pada medio Desember 2024 lalu.
Bermaksud memantau harga bahan pokok jelang Natal, isu menarik tim temukan lewat celetukan sejumlah penjual pun pembeli, sedikit curhat. “Desember ini ekonomi kita lesu,” sebut beberapa masyarakat menjawab pertanyaan host, Feybe Madonsa tentang kondisi pasar terkini, Jumat (27/12/2024).
Penjualan Toko Pakaian Menurun
Kota Tahuna tak lagi panas setelah dihajar hujan dalam kurun waktu berjam – jam selama kurang lebih seminggu. Dikiri kanan trotoar, aktivitas sepanjang pusat perbelanjaan penuh pedagang petasan, beretalase di depan ruko – ruko tekstil, pakaian hingga sepatu.
Namun jalanan pun trotoar di pusat keramaian Sangihe ini cukup lengang; sedikit wajar karna memang bukan waktu puncak masyarakat ‘turun gunung perang troli’.
Biasanya, puncak kemacetan terjadi pada 20 – 23 Desember jelang Natal lantas berlanjut 30 – 31 Desember jelang akhir tahun. Namun menilik kembali kondisi di 2023, maka jalanan hari ini, Sabtu (28/12/2024) tetap berasa sunyi.
Dari balik meja kasir, Fihri Bahmid selaku owner toko yang bergerak dibidang fashion ini, tengah melayani segelintir pembeli. “Konsumen tetap ada, tapi tidak seperti bulan Desember tahun – tahun sebelumnya,” sebut Fihri.
Menurut dia, angka belanja ditokonya sejauh ini, khusus untuk bulan Desember baru mencapai 60 persen dari keuntungan tahun 2023, pada bulan yang sama. Penurunan hasil penjualan tersebut lanjutnya, sangat terasa, meski sebenarnya sedikit meningkat dibanding bulan – bulan biasanya.
“Jadi memang masih jauh dibawah beberapa tahun pun tahun – tahun sebelumnya. Mudah – mudahan bisa membaik pada akhir tahun,” harapnya.
Penurunan jumlah konsumen, rupanya tak hanya jadi fenomena yang dirasakan Fihri. Fadli, Owner toko Himalaya mengaku pada range tanggal 20 – 23 (12/2024) biasanya sudah terjadi peningkatan angka belanja, meski puncaknya nanti tanggal 31.
“Bulan Desember ini juga begitu, ada kenaikan jumlah konsumen. Namun, jika kita bandingkan dengan tahun lalu, maka tahun ini baru mencapai 60 – 70 persen. Bahkan, harus kami akui penjualan saat pandemi Covid 19 masih lebih baik,” bebernya.
Ada sedikit kesamaan terkait informasi yang para pedagang bidang fashon utarakan, seperti pemotongan TPP sebanyak 50 persen untuk ASN, kehadiran toko online hingga menjamurnya bisnis serupa, ambil andil dalam fenomena akhir tahun ini.
Meski masih punya optimisme kondisi pasar akan membaik pada penutup tahun 2024, namun ia tetap pesimis hasilnya bakal sama dengan perolehan 2023.
Tonton Video : Jalan – Jalan ke Pasar Towo’e, Masyarakat Bilang Ekonomi Lesu
Tak Hanya Pakaian, Turunnya Konsumen Turut ‘Hantam’ Swalayan
Jika sebelumnya dampak lumayan besar dirasakan pedagang khusus fashion, maka penurunan daya beli ternyata juga tak lepas dari Sawalayan, bahkan sekelas Megaria Supermarket, salah satu pusat perbelanjaan dengan angka kunjungan konsumen terbesar di Sangihe.
Meski tak bisa memyebutkan ‘urusan dapur’ karna menjadi aturan perusahaan, Ambo Upe Rifin selaku GM Operasional menyebutkan ada penurunan pemasukan untuk Megaria, meski pembukuan semester kedua nanti berakhir pada 31 (12/2024).
“Memang belum bisa dipastikan angka pasti penurunan daya beli konsumen kami. Namun, tak bisa kami pungkiri jika hari – hari seperti ini, biasanya target kami sudah tuntas, tidak seperti tahun 2024 ini. Hingga tanggal 28 ini, kami masih mengejar 15 persen dari target yang notabene hasil tahun lalu,” sebut Ambo.
Contoh paling mencolok dari fenomena tahun ini menurut Ambo, yakni minuman berjenis soda yang belum juga ludes, padahal menjadi item paling diburu masyarakat untuk Natal dan tahun baru.
“Padahal stoknya sudah kami kurangi, tapi juga belum habis, padahal pada tahun 2023, dengan stok yang lebih banyak bisa selesai hanya untuk momentum Natal,” ungkapnya, Sabtu (28/12/2024).
Ada beberapa hal menurut Ambo, yang menjadi penyebab. Salah satunya, terkait panen hasil bumi yang kurang ‘ngegas’ pada bulan jelang dan pada Desember 2024, pun penghasilan ASN yang terpotong.
“Khusus ASN tidak bisa kita sangkal jika mereka lumayan banyak mempengaruhi perputaran uang di Sangihe, jadi agar wajar juga kalau ada penurunan daya beli,” sentilnya, sembari mengaku manajemen dan tim Megaria tengah mengatur strategi untuk mengejar target bulan Desember yang masih minus.

Pasar Rakyat: Harga Normal Pembeli Kurang
Jika fashion dan belanja kebutuhan khusus menyambut natal, tahun baru serta urusan menyambut kedatangan tamu – tamu ke rumah masih bisa diwajarkan, barangkali tidak dengan kebutuhan bahan pokok untuk kepulan asap dapur.
Namun ternyata, fenomena penurunan daya beli masyarakat tak hanya hinggap di toko – toko dengan etalase dan kasir berwajah modern. Ya, pasar rakyat juga terdampak.
“Ekonomi memang lesu pak,” cuit Hj. Ahmad Noho, salah satu pedagang sayur dan rempat pasar Towo’e. “Padahal, Desember biasanya kami mendapatkan lebih dari bulan – bulan lainnya,” lanjutnya.
Iapun tak menampik jika hasil pemasukan dari penjualan sayur dan rempah – rempah pada tahun ini masih merosot jika disejajarkan dengan 2023, hingga 40 persen.
Padahal, perdesember 2023 terdapat perbedaan harga dengan jarak lumayan tinggi jika bandingkan tahun 2024, semisal harga wortel yang saat ini dengan harga Rp. 12.000 dan kurang lebih Rp 35.000 – 40.000.
“Dengan harga yang naik pada tahun lalu, barang dagangan kami tetap laris manis hingga tanggal 24 Desember. Tapi saat ini yang harganya masih terbilang normal, penjualannya agak tersendat,” aku Noho.
Baca Juga : Harga Daging Babi di Sangihe Meroket, Pedagang dan Konsumen Menjerit
Rumiki: Pendapatan Naik, Konsumsi Naik
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kabupaten Kepulauan Sangihe Juraij Rumiki melihat hal ini sebagai fenomena secara Nasional.
Namun untuk Sangihe sendiri, ia melihat perputaran ekonomi di teras utara NKRI ini masih tergantung pada pada segmen, yakni sektor pemerintah dan dan harga komoditas pertanian.
Pada sektor pemerintah, putaran uangnya memang masih berpengaruh signifikan dari gaji dan juga tunjangan pegawai atau kita sebut ASN. Jadi jika ada pemotongan atau keterlambatan pembayaran, pasti akan berpengaruh pada daya beli dan perputaran ekonomi di Sangihe.
“Untuk harga komoditas pertanian, saat ini memang bisa kita bahasakan suam – suam kuku, sehingga pendapatan petani juga menurun. Jika ditambah dengan pendapatan ASN yang juga terpotong, sehingga kalau biasanya banyak belanja di bulan Desember, saat ini tidak lagi,” jelas Rumiki.
Secara teori ekonomi papar Rumiki, jika pendapatan naik maka angka konsumsi pun naik termasuk daya beli barang untuk kebutuhan primer maupun sekunder di akhir tahun.
Faktanya, menurut pria yang juga pengajar di AKP Tahuna ini, pasar senggol yang biasanya pasti jadi pusat kerumunan pada tanggal 20 – 24 Desember tiap tahunnya, malah sepi pengunjung pada tahun 2024.
Hal ini baginya, menunjukan kurangnya minat masyarakat untuk berbelanja. Melihat teori tadi, salah satu faktor yang punya pengaruh adalah penurunan pendapatan yang berpengaruh ke omset para pedagang juga.
Menurut Rumiki, sebenarnya bisa saja ada intervensi pemerintah dalam mengatasi masalah geliat ekonomi yang masih seret pada tahun ini. Namun memang, keterbatasan anggaran daerah terlihat masih jadi penghambat.
“Contohnya Badan Pendapatan Daerah (Bapeda) yang harusnya hadir memberikan terobosan terkait fenomena kurangnya geliat ekonomi ini, tidak bisa bergerak lebih karna keterbatasan anggaran Daerah. Jadi memang agak sulit jika melihat peluang mengatasi apa yang terjadi saat ini,” sentilnya.
Ia berharap, ketika kondisi keuangan daerah bisa membaik, terutama dengan naiknya kembali APBD, termasuk kembalinya tunjangan kinerja ASN 100 persen dapat memberi dampak terhadap perputaran uang di Sangihe.
“Kalaupun tidak, kita berharap sektor komoditas pertanian seperti harga cengkih, pala hingga kopra bisa naik sehingga masyarakat dari seluruh wilayah di Sangihe bisa turun ke Tahuna untuk menghidupkan geliat ekonomi di pusat Sangihe ini,” kuncinya.
(Gerald)