Suara Sangihe: Selesai

Pilkada Kabupaten Kepulauan Sangihe telah berakhir dengan segala dinamika yang menyertainya. Lebih dari sekadar proses memilih pemimpin, Pilkada menjadi panggung penentu siapa yang akan memikul tanggung jawab atas masa depan 140 ribuan penduduk Sangihe di tengah tantangan perlambatan ekonomi nasional yang diprediksi berlangsung hingga 2030.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sangihe telah menyelesaikan rekapitulasi perolehan suara dari empat pasangan calon yang bertarung. Hasilnya, pasangan Michael Thungari dan Tendris Bulahari, dengan akronim TUARI, diumumkan sebagai pemenang setelah meraih mayoritas suara pemilih. Kemenangan ini menandai babak baru bagi Sangihe sebagai daerah perbatasan yang memiliki kompleksitas sosial, ekonomi, dan geografis yang unik.

Pilkada Sangihe kali ini berjalan damai, mencerminkan kedewasaan masyarakat dalam menjalankan hak dan kewajiban berdemokrasi. Tak ada konflik besar yang mengancam stabilitas daerah, sekaligus menjadi sinyal positif bagi kematangan politik masyarakat. Ini menunjukkan bahwa demokrasi di Sangihe kian tumbuh sehat, meskipun tantangan sosial dan ekonomi masih membayangi.

Pasangan TUARI kini mengemban mandat besar untuk mewujudkan visi dan misi mereka. Sebagai pemimpin muda, ekspektasi masyarakat terhadap mereka begitu tinggi, terutama dalam membangun kesejahteraan bagi wilayah dengan 105 pulau ini. Dengan kondisi geografis yang rawan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan ancaman gelombang laut, mereka dihadapkan pada tugas berat untuk meningkatkan ketahanan wilayah, ketahanan pangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Kompleksitas ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif, mulai dari penguatan infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, hingga perbaikan layanan publik. Mereka juga perlu memperkuat peran Sangihe sebagai pintu gerbang perbatasan Indonesia, baik secara ekonomi maupun strategis.

Ungkapan Bertrand Russell bahwa “demokrasi adalah proses dima orang- orang memilih seseorang yang kelak akan mereka salahkan” tak lagi relevan jika pasangan TUARI mampu menjawab tantangan dengan kerja nyata. Kerja, kerja, kerja seperti ungkapan Tendris Bulari pada closing statement debat public pertama. Publik kini menunggu gebrakan mereka setelah dilantik nanti, tidak hanya dalam memenuhi janji kampanye tetapi juga dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan inklusif.

Sangihe membutuhkan pemimpin yang bisa menginspirasi perubahan, menggerakkan roda ekonomi, dan menjamin masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang. Pilkada telah selesai, namun perjalanan panjang untuk membangun “Tampungan Lawo” yang lebih maju baru saja dimulai. Pasangan TUARI, kini saatnya bekerja dan membuktikan bahwa kepercayaan rakyat bukanlah sesuatu yang sia-sia.

Suara Sangihe telah disuarakan. Kini, saatnya kerja untuk masa depan.

Bagikan:

Artikel terkait

Terpopuler

Peluang dan Tantangan Menjadi Kepala Daerah di Kabupaten Kepulauan Sangihe: Pilkada...

Suara Redaksi

Beri Pesan Tegas Usai Lantik Pj Kapitalaung, Thungari: Pemdes Denyut Utama...

Sangihe

Pahlawan Tanpa Sorotan: Dari Laut Talise, Nelayan Menjemput Nyawa Sebelum Negara...

Kolom

Refleksi Hari Kartini: Juita Baraming, Perempuan Sangihe yang Menata Harapan Lewat...

Sangihe

Dilema Angka Stunting Sangihe

Suara Sangihe

Terkini