
Setelah isu penundaan yang sempat membuat publik Sangihe terkejut, debat terbuka antara pasangan calon (paslon) Pilkada Sangihe 2024 akhirnya dijadwalkan kembali oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
KPU Sangihe, yang sementara ini ditake over oleh KPU Provinsi Sulawesi Utara, telah menyepakati bahwa debat kedua akan dilaksanakan pada Jumat, 15 November 2024, bertempat di Gedung DPRD Sangihe.
Debat publik ini merupakan momen yang sangat penting, terutama bagi masyarakat Sangihe yang tengah mempertimbangkan pilihan mereka untuk masa depan kabupaten ini.
Sebagai wilayah perbatasan Indonesia yang penuh dengan tantangan geografis dan sosial, Sangihe membutuhkan pemimpin yang bukan hanya memiliki visi, tetapi juga kemampuan untuk mengatasi kompleksitas masalah lokal, mulai dari infrastruktur, pelayanan kesehatan, pendidikan, hingga ketahanan bencana dan pengelolaan sumber daya.
Empat paslon yang bertarung di Pilkada Sangihe 2024 diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan debat ini untuk menunjukkan kapasitas mereka dalam memimpin, terutama dalam mengembangkan kebijakan yang mampu mengubah tantangan perbatasan menjadi peluang bagi kemajuan Sangihe.
Bagi masyarakat, terutama pemilih rasional dan silent majority, debat ini akan menjadi referensi utama dalam menilai kompetensi dan program kerja masing-masing kandidat.
Dari segi teknis, debat ini diharapkan dapat menggali secara lebih dalam program unggulan masing-masing paslon dan bagaimana mereka berencana untuk menghadapi masalah-masalah utama di Sangihe.
KPU Sangihe sebagai penyelenggara telah mengatur agar pelaksanaan debat berjalan dengan baik, adil, dan transparan, tanpa bias terhadap salah satu pihak.
Momen ini menjadi krusial karena akan memberikan gambaran konkret kepada masyarakat tentang kapabilitas para paslon, bukan hanya dari segi janji-janji, tetapi juga kemampuan berdebat, menjelaskan visi, serta mengelola tekanan.
Debat yang berlangsung di Gedung DPRD juga memungkinkan ruang yang lebih kondusif dan terkendali, di mana masyarakat dapat mengikuti secara langsung maupun melalui media massa dan daring.
Hal ini penting untuk memastikan akses informasi yang merata bagi seluruh masyarakat Sangihe, mengingat geografi wilayah yang tersebar di berbagai pulau, dari Sanggaluhang hingga ke Marore, di mana tidak semua masyarakat dapat hadir langsung.
Pemilih rasional—yang cenderung mendasarkan pilihan mereka pada program dan visi-misi kandidat—serta silent majority atau kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan, menjadi sasaran utama dari debat ini.
Mereka akan menjadi bagian penting dalam menentukan arah Kabupaten Sangihe lima tahun ke depan. Oleh karena itu, debat ini menjadi momen bagi para kandidat untuk memberikan argumen terbaik mereka, serta meyakinkan bahwa program kerja mereka bukan hanya realistis, tetapi juga berpihak pada kepentingan rakyat.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi Kabupaten Kepulauan Sangihe, dari potensi bencana alam hingga isu ekonomi dan sosial, masyarakat menantikan sosok pemimpin yang memiliki keberanian, ketegasan, dan inovasi dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.
Siapapun yang nantinya akan terpilih diharapkan mampu membawa perubahan yang positif bagi kemajuan Sangihe, sekaligus menjaga kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah perbatasan yang menjadi wajah depan Indonesia.
Bagi publik Sangihe, debat ini lebih dari sekadar formalitas.
Ini adalah kesempatan untuk benar-benar mengenal para calon pemimpin yang akan menentukan masa depan daerah. Mari menjadi pemilih yang bijak serta cerdas demi masa depan Kabupaten Sangihe yang lebih baik.
(Theodorus)