Sangihe, Lintasutara.com — AKBP Denny Wely Wolter Tompunuh tidak hanya dikenal sebagai Kapolres Kepulauan Sangihe tetapi gambaran wajah humanisme kepolisian mengayomi dan melindungi serta dekat dengan masyarakat ada dan mengalir dalam darah pria mengawali karir dari Korps Brimob ini.
Kapolres yang selalu tampil dengan gaya khas apa adanya dan ‘menolak’ prosedur protokoler ketika turun bertemu dan ditemui masyarakat serta lebih memilih mendengar langsung keluhan masyarakat terhadap pelayanan kepolisian ketimbang menghadiri kegiatan seremonial membuat Dentom sapaan akrabnya tidak hanya dekat dengan masyarakat Sangihe tetapi juga menjadi sahabat warga perbatasan.
Jejak- jejak kebaikan hati dan menjadi polisi sahabat masyarakat kurang lebih 1,5 tahun tergambar jelas saat putra asal Minut ini mengakiri tugasnya di Tanah Tampungang Lawo (sembutan lain Sangihe).
Keberangkatanya menuju ketempat tugas yang baru, Dentom dan keluarga dilepas tangis haru ratusan warga yang tumpah ruah memenuhi Pelabuhan Tahuna. Suasana semakin haru adanya lantunan irama musik bambu dengan penggalan lagu ‘Jangan lupa apa yang beta janji, selamat tinggal sampai bertemu kembali’ yang diulang- ulang serta dinyanyikan bersama menggungah perasaan seakan tak relah berpisah.
“Bapak deng Ibu talalu bae (Bapak dan Ibu sangat baik),” ujar seorang wanita muda sambil membasuh air matanya.
“Dia (Dentom) tidak hanya polisi baik dan sahabat masyarakat tetapi dia telah menjadi orang tua bagi kami,” tutur Anton warga Sawang Bendar.
Sebelumnya, Dentom menyampaikan terima kasih untuk warga Sangihe yang telah mendukungnya selama bertugas sebagai Kapolres dan berharap walaupun dirinya sudah bertugas ditempat lain tetapi masyarakat tetap menjaga persatuan, keamanan dan kenyamanan daerah Sangihe serta bersama- sama dengan pemerintah memajukan Sangihe
“Terima Kasih masyarakat Sangihe,” ungkap Tompunuh.
“Memang rasa berat meninggalkan Sangihe karena kedekatan dan keakraban saya dengan masyarakat tetapi karena tugas dan tanggungjawab saya harus pindah,”imbuhnya.
(Ts)