Gelar Diskusi, HIPMI Minahasa: Kawal Jokowi Hingga 2024

Manado, Lintasutara com – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Minahasa, menggelar diskusi publik dengan tajuk Indonesia Masa Dulu, Masa Kini dan Masa Lalu.

Kegiatan ini digelar di Cafe Tang Manado, Selasa (15/3/2022), dengan menghadirkan pembicara, Tonaas BMI Sulut, Jeffry Mea, Ketua Umum HIPMI Minahasa, Hizkia Sembel, Ketua GMKI Manado, Combyan Lombongbitung, Ketua PMII Manado, Arya Djafar, Ketua BEM Fapet Unsrat, Jecky Ismael.

Dalam diskusi tersebut, Jeffry Mea pun menceritakan pengalaman dirinya sewaktu masih berjuang dagang di pelelangan meski masih duduk di bangku sekolah.

Ia juga menyinggung terkait, hari ini di mana sistem perekonomian telah bergerak cepat sebagai dunia informasi dan Industri.

“Yang negatifnya, kita seperti meninggalkan kearifan lokal kita, budaya kita, dalam perkembangan informasi industri ini kita lebih kenal budaya luar,” ujarnya.

Ia juga memintah, pemerintah harus fokus dalam mengembangkan 2 sektor perekonomian, yaitu pertanian dan perikanan.

“Pemerintah Indonesia khususnya Sulut harus fokus dalam membudidayakan dan memeperkembangkan sektor perikanan dan pertanian, demi masa depan bangsa ini,” ujarnya.

Pembicara lainnya, Combyan lombongbitung, lebih menegaskan masa depan Indonesia kedepannya.

Menurutnya, isu saat ini terkait periodesasi Presiden harus disikapi bijak namun tetap pada landasan konstitusi yang ada dan tetap kawal Jokowi sampai 2024.

“Marilah kita kawal Presiden kita hingga 2024 nanti. Agar tidak ada oknum-oknum yang mencoba lagi mengganggu Jokowi dalam membangun Indonesia,” ujarnya.

Kemudian pembicara selanjutnya, Hizkia Sembel mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini dibandingkan masa dulu mengalami perubahan dan pertumbuhan yang signifikan.

“Dari sudut pandang pengusaha bahwa sistem, aturan dan formulasi yang diatur pemerintah Indonesia saat ini sangat memudahkan dan membantu kita sebagai anak muda untuk dapat berkarya dan mengembangkan bakat dan potensi yang kita miliki dalam dunia usaha,” ujarnya.

Tambahnya, mungkin kalau formulasi pemerintah belum tepat maka orang seperti dirinya yang merupakan anak petani, anak yatim, mantan tukang ojek dan buruh bangunan tidak dapat kesempatan untuk berkarya dan mengambil peluang dalam dunia usaha.

“Aturan pemerintah yang mengatur pengusaha wajib mengambil tenaga lokal telah sangat membantu masyarakat, selain itu aturan Presiden melalui Menteri Investasi Kanda Ketum Bahlil Lahadalia yang mengatur investor untuk wajib menggandeng pengusaha lokal turut menggairahkan para pengusaha lokal,” tutur Hizkia yang juga merupakan mantan Koordinator GMKI Wilayah Sulut-Gorontalo.

Lanjutnya, berbicara masa depan Indonesia, memang menjadi kekuatiran masyarakat saat ini tentang the next leader apakah mampu berbuat seperti yang dirasakan rakyat sekarang ini atau tidak.

“Makanya tidak heran apabila terjadi riak-riak untuk penundaan pemilu atau Jokowi 3 periode, bagi saya kita adalah Negara Demokratis jadi apabila rakyat berkehendak untuk Jokowi 3 periode silahkan tempuh jalur konstitusi,” tandasnya.

(***/Dedy Dagomes)

Bagikan:

Artikel terkait

Tinggalkan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler

Peluang dan Tantangan Menjadi Kepala Daerah di Kabupaten Kepulauan Sangihe: Pilkada...

Suara Redaksi

Beri Pesan Tegas Usai Lantik Pj Kapitalaung, Thungari: Pemdes Denyut Utama...

Sangihe

Refleksi Hari Kartini: Juita Baraming, Perempuan Sangihe yang Menata Harapan Lewat...

Sangihe

Pahlawan Tanpa Sorotan: Dari Laut Talise, Nelayan Menjemput Nyawa Sebelum Negara...

Kolom

Dilema Angka Stunting Sangihe

Suara Sangihe

Terkini