Menakar Dampak Kehadiran Indomaret dan Alfamart di Sangihe

Lintasutara.com – Wacana masuknya jaringan ritel modern Indomaret dan Alfamart ke Kabupaten Kepulauan Sangihe memunculkan beragam reaksi di tengah masyarakat. Bagi sebagian kalangan, kehadiran dua raksasa ritel ini dipandang sebagai tanda kemajuan. Namun bagi pelaku UMKM, langkah tersebut justru menimbulkan kekhawatiran akan kelangsungan usaha kecil.

Pemerintah daerah melihat adanya peluang besar dari sisi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta penyerapan tenaga kerja lokal. Pajak reklame, retribusi izin, hingga potensi kontribusi dalam bentuk CSR menjadi daya tarik tersendiri.

Secara praktis, keberadaan gerai Indomaret dan Alfamart dapat mempermudah akses masyarakat terhadap barang kebutuhan pokok, terutama di wilayah-wilayah yang belum terjangkau pasar tradisional. Jam operasional yang panjang dan sistem pembayaran non-tunai juga dinilai sejalan dengan perkembangan zaman.

Indomart

Namun tidak sedikit yang menilai bahwa kemajuan ini bisa menjadi pedang bermata dua. Para pedagang kecil di pasar dan warung tradisional merasa terancam. Mereka khawatir akan kehilangan pelanggan, karena tak mampu bersaing dengan harga, fasilitas, dan promosi yang ditawarkan oleh jaringan ritel besar.

“Kalau mereka masuk, kami sulit bertahan. Barang-barang mereka lebih murah dan lebih lengkap,” ujar seorang pedagang di Pasar Towo’e

Kekhawatiran itu diperkuat oleh data di sejumlah daerah lain yang mengalami penurunan jumlah UMKM setelah menjamurnya ritel modern. Oleh karena itu, para pemerhati ekonomi lokal mendesak pemerintah agar tidak hanya mengejar investasi, tetapi juga menjamin keberlangsungan ekonomi kerakyatan.

Indomart

Ada lima potensi manfaat yang bisa diraih dari kehadiran ritel modern: meningkatnya PAD, terciptanya lapangan kerja, kemudahan akses barang, persaingan usaha yang lebih dinamis, serta peluang kemitraan dengan UMKM lokal. Namun, di sisi lain, lima potensi risiko juga mengintai: terpinggirkannya usaha kecil, aliran keuntungan ke luar daerah, risiko dominasi pasar, sulitnya produk lokal menembus rak-rak ritel, serta meningkatnya kesenjangan ekonomi.

Kehadiran Indomaret dan Alfamart di Sangihe bukan sekadar soal toko berlabel besar yang hadir di pulau kecil. Ini adalah ujian bagi kebijakan pembangunan daerah yang berpihak pada rakyat.

Modernisasi memang perlu, tapi jangan sampai menghapus denyut ekonomi rakyat kecil yang telah lama menopang kehidupan masyarakat Sangihe.

Bagikan:

Artikel terkait

Terpopuler

Peluang dan Tantangan Menjadi Kepala Daerah di Kabupaten Kepulauan Sangihe: Pilkada...

Suara Redaksi

Beri Pesan Tegas Usai Lantik Pj Kapitalaung, Thungari: Pemdes Denyut Utama...

Sangihe

Refleksi Hari Kartini: Juita Baraming, Perempuan Sangihe yang Menata Harapan Lewat...

Sangihe

Pahlawan Tanpa Sorotan: Dari Laut Talise, Nelayan Menjemput Nyawa Sebelum Negara...

Kolom

Dilema Angka Stunting Sangihe

Suara Sangihe

Terkini