Lintasutara.com – Hari ini, Kamis, 20 Februari 2025, menjadi momen bersejarah bagi Kabupaten Kepulauan Sangihe. Michael Thungari dan Tendris Bulahari resmi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sangihe, bersamaan dengan ratusan kepala daerah lainnya di seluruh Indonesia.
Pasangan muda ini membawa harapan besar bagi masyarakat Sangihe yang menginginkan perubahan dan kemajuan di tanah perbatasan ini.
Sejarah telah tercatat, tetapi tantangan di depan sudah menanti. Salah satu ujian terberat bagi pasangan yang dikenal dengan akronim TUARI ini adalah bagaimana mereka dapat merealisasikan janji kampanye di tengah kondisi anggaran yang semakin ketat.
Presiden Prabowo Subianto belum lama ini mengumumkan kebijakan efisiensi anggaran, yang tentu berdampak signifikan bagi daerah seperti Sangihe. Sebagai wilayah yang sangat bergantung pada dana transfer pusat, pengurangan anggaran berpotensi memperlambat pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Kondisi ini menuntut Thungari dan Bulahari untuk tidak hanya mengandalkan energi dan semangat muda mereka, tetapi juga menghadirkan inovasi dan strategi yang mampu mempertahankan serta meningkatkan pembangunan daerah. Visi “Sangihe Sejahtera dan Berbudaya” yang mereka usung kini harus dibuktikan dalam realitas fiskal yang menantang.
Salah satu tantangan utama adalah mengecilnya ruang fiskal akibat pemangkasan anggaran dari pusat. Di sisi lain, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang masih rendah menjadi faktor lain yang harus segera diperbaiki.
Sektor perikanan dan pertanian sebagai tulang punggung ekonomi Sangihe perlu mendapat perhatian khusus agar mampu memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian daerah. Tidak hanya itu, pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif juga harus menjadi prioritas agar dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Sebagai daerah perbatasan, Sangihe memiliki tantangan tersendiri, baik dalam aspek keamanan, infrastruktur, maupun pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, strategi inovatif sangat diperlukan agar anggaran yang terbatas dapat dimaksimalkan untuk program-program yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.
Pasangan TUARI harus segera menunjukkan langkah konkret dalam 100 hari pertama kepemimpinan mereka. Kebijakan yang adaptif, efisien, dan berbasis pada potensi lokal menjadi kunci utama dalam menghadapi keterbatasan fiskal.
Masyarakat Sangihe kini menanti aksi nyata dari pemimpin muda mereka untuk membawa perubahan yang telah dijanjikan. Saatnya TUARI membuktikan bahwa semangat dan inovasi dapat menjadi motor utama dalam mewujudkan Sangihe yang lebih maju, sejahtera dan berbudaya.
