Lintasutara.com – BRICS (singkatan dari Brazil, Russia, India, China, dan South Africa) adalah organisasi antar-pemerintah, sebagai forum kerja sama antara negara-negara berkembang dan negara-negara anggotanya.
Organisasi ini awalnya bernama BRIC (Brazil, Russia, India, China), yang diinisiasi oleh Rusia pada 2006 dengan mempertemukan Menteri Luar Negeri keempat negara tersebut. Nama BRIC kemudian berubah menjadi BRICS setelah Afrika Selatan bergabung pada September 2010.
Organisasi ini diinisiasi sebagai forum investasi antara Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok sebelum berkembang menjadi organisasi dengan cakupan isu diplomasi, geopolitik, dan geoekonomi.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) diadakan setiap tahun. KTT pertama diadakan pada 2009 dan pada tahun 2024, KTT diadakan di Rusia.
Tujuan
BRICS bertujuan untuk memperkuat kerja sama anggotanya dan memperbaiki kondisi sosio-ekonomi global. Selain kerja sama, organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk menantang dominasi kekuatan politik dan ekonomi negara-negara kaya di Amerika Utara dan Eropa Barat.
Karena itu, organisasi ini dipandang sebagai kekuatan politik dan ekonomi baru di dunia dan sering dibandingkan dengan G7, yang didominasi oleh negara-negara Barat.
Negara-negara anggota BRICS
Ada 10 negara anggota BRICS saat ini, yakni Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, Ethiopia bergabung pada tahun 2024.
Argentina dan Arab Saudi sebelumnya telah dinyatakan diterima sebagai anggota pada tahun 2023, namun mengurungkan niat untuk bergabung.
Argentina pada tahun 2024 memutuskan untuk tidak akan bergabung menjadi anggota, sedangkan Arab Saudi belum sepenuhnya memutuskan untuk bergabung.
Meskipun organisasi ini telah berdiri sejak lama, Indonesia baru memutuskan untuk bergabung di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Indonesia resmi bergabung pada 6 Januari 2025 dan menjadi anggota kesepuluh BRICS.