Sangihe, Lintasutara.com – Tim gabungan UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Unit III Sangihe, Talaud dan Sitaro, bersama Burung Indonesia, Pemda Sangihe dan Stasiun Karantina Kelas II Tahuna melepas 4 ekor burung ke alam.
Empat burung berjenis madu hitam dan madu kelapa yang merupakan sub endemik Sangihe ini, didapatkan dari kolektor, setelah mendapatkan laporan masyarakat.
Hal ini disampaikan Kepala UPTD KPH Unit III Sangihe, Talaud dan Sitaro, Djainudin Janis sebelum proses pelepasan burung di Taman Kota Tahuna, Jumat (06/12/2024).
“Ada program yang diturunkan Menteri Kehutanan ke kami, yang mana salah satu poinnya menyinggung peredaran satwa liar. Terkait pembebasan burung kali ini, karna memang ada aturannya, yang mana kita tidak bisa sembarangan menangkap,” sebut Janis.

Apalagi lanjutnya, harus masyarakat ketahui bersama bahwa burung sedari dulu menjadi penyokong pertanian dan hasil bumi seperti kelapa, cengkih hingga pala yang proses penyerbukannya dilakukan oleh satwa yang saat ini kita lepaskan.
“Perekonomian masyarakat Sangihe, masih banyak yang bergantung dari hasil bumi dimaksud. Jadi sangat disayangkan jika satwa yang membantu kita malah makin berkurang karna tindakan kita. Kalau sayang, jangan disangkar,” lanjutnya.
Angga Yoga selaku Koordinator Program Burung Indonesia Site Sangihe, menyebutkan jika di Sangihe sendiri ada 10 spesies burung Endemik dan 5 spesiesnya sudah kritis, atau terancam punah.
Ia menjelaskan, Sangihe seyogianya sangat istimewa, karna secara internasional memiliki status Important Bird and Biodiversity Area (IBA) dan Key Biodiversity Area (KBA). Dalam artian, Sangihe dianggap penting bagi keaneka ragaman hayati.
“Keaneka ragaman hayati, tidak hanya soal burung, namun kesemuanya itu sangat berkaitan. Kalau habitatnya tidak dijaga, maka jumlah burung akan berkurang, sebaliknya jika burung tidak dijaga maka hutan yang akan rusak,” tegas Angga.

Untuk itu, lewat kegiatan kali ini, ia merasa optimis masih ada kesadaran dari masyarakat pun stakeholder di Sangihe untuk menjaga alam tetap lestari.
Saya berharap, kegiatan ini menjadi awal bagi kita sekalian untuk sama – sama menjaga kelestarian alam Sangihe termasuk burung dan habitatnya,” ajaknya.
Senada, Assisten I Setda Sangihe Johanis Pilat yang turut dalam kegiatan ini menegaskan harus ada gaung yang kuat terkait pelestarian alam, termasuk didalamnya menjaga keberadaan burung di Sangihe.
“Tadi sudah dijelaskan betapa penting keberadaan burung untuk alam dan masyarakat Sangihe. Pemerintah akan terus berkomitmen dalam arah kebijakan fasilitatif untuk selalu mensupport apa yang dilakukan teman – teman Burung Indonesia bagi Sangihe,” kunci Pilat.
(Gerald)