Sangihe, Lintasutara.com – Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe Albert Huppy Wounde mengaku terkejut, dengan kabar duka dari Alpiah Makasebape.
Pasalnya, belum genap sebulan ia mengunjungi Oma Alpiah, perempuan yang menjadi pengasuh Ade Irma Nasution dalam suasana penuh keakraban.
Kedatangannya bersama Ketua TP PKK Kabupaten Kepulauan Sangihe Josephine Mathilda Wounde waktu itu, memang mendapat respon bahagia Oma Alpiah.
Beragam kisah nan emosional tentang ia dan Ade Irma, pun malam kejadian G30S/PKI di kediaman Jenderal A. H. Nasution, berselancar dari mulut perempuan yang sempat jadi kisah film dokumenter; Pengasuh 65 oleh komunitas Visual Secret.
“Dia bukan orang sembarang,” sebut Wounde. Dan orang Sangihe baginya, sudah seharusnya mengambil pembelajaran berharga dari perjalanan kehidupan Oma Alpiah Makasebape.
“Ada banyak velue yang yang ia ajarkan pada kami, seperti loyalitas, dedikasi dan rendah hati. Itu yang saya dapatkan dari beliau,” sebut Wounde usai melayat, Rabu (23/10/2024).
Kepala Biro Hukum SDM, Organisasi dan Tata Laksana pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) ini, mengaku bahagia bisa bertemu Oma Alpiah pada awal Oktober 2024. Ia bahkan langsung melapor ke pimpinannya jika cerita sang Pengasuh 65, harus terus terpelihara.
“Bahkan saya juga janji ke Oma kalaupun sudah tidak jadi Penjabat Bupati di Sangihe, saya akan tetap kembali untuk berkunjung. Namun memang Tuhan punya rencana lain,” sebut orang nomor satu Sangihe ini.
Kesan serupa juga disebutkan Josephine Mathilda Wounde. Baginya, Alpiah Makasebape merupakan bagian penting dalam perjalan bangsa Indonesia, hanya memang tertutupi cerita kelam 6 Jenderal di lubang buaya.
“Beliau sebenarnya merupakan saksi hidup sejarah nan penting. Ia adalah saksi mata dari kejadian yang betul – betul kelam itu. Namun memang sejauh ini sangat sedikit dokumen yang tersimpan tentang Oma Alpiah. Saya merasa sangat kehilangan,” sebutnya.
Teruntuk masyarakat Sangihe, terutama kaum perempuan, Josephine Mathilda berpesan agar bisa belajar dari Oma Alpiah tentang pentingnya dedikasi, pun tindakan – tindakan yang kelihatannya biasa saja namun bisa menjadi motivasi bagi banyak orang.
Perempuan Sangihe wajib berbangga punya sosok seperti Oma Alpiah, lanjutnya, sebagai sosok yang bisa jadi contoh bagi semua perempuan.
“Kenanglah dia sebagai orang daerah yang jadi bagian besar dari sejarah, yang harus kita hargai sebagaimana nilai yang sudah ia berikan selama perjalanan kehidupannya,” tandasnya.
(Gerald)