Sangihe, Lintasutara.com — Desa Marore di Kecamatan Kepulauan Marore, Kabupaten Kepulauan Sangihe, yang merupakan gerbang paling utara Indonesia dan berbatasan langsung dengan Filipina, dilanda banjir sejak Kamis (11/07/2024).
Curah hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe menyebabkan puluhan rumah warga terendam air dengan ketinggian mulai dari setengah meter hingga satu setengah meter.
Kondisi Terkini
Kepala Desa Marore, Benihutman Barahama, kepada lintasutara.com, menyatakan bahwa sebagian warga yang terdampak banjir telah diungsikan ke rumah warga lain yang lebih aman.
“Banjir kali ini benar-benar parah, dan kami telah mengevakuasi masyarakat yang berada di daerah rawan longsor ke tempat yang lebih aman,” ujarnya sembari mengatakan curah hujan yang terus menerus tidak hanya menyebabkan banjir tetapi juga meningkatkan risiko tanah longsor di daerah ini.
“Banjir ini merendam puluhan rumah warga, memaksa sebagian keluarga untuk meninggalkan rumah mereka. Tingginya genangan air mencapai hingga satu setengah meter di beberapa tempat, membuat aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Warga yang tinggal di daerah rawan longsor juga telah dievakuasi sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana yang lebih besar,” tambahnya.
Benihutman Barahama, menyebutkan bahwa pihak desa bersama dengan warga telah bergerak cepat untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.
“Kami berusaha untuk memastikan bahwa semua warga yang terdampak mendapatkan tempat tinggal sementara yang aman dan pasokan kebutuhan terpenuhi,” katanya.

“Selain itu, pihak desa juga telah mengirim laporan ke pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan instansi terkait situasi Desa Marore saat ini,” sambungnya.
Ancaman Lingkungan
Ancaman tanah longsor semakin nyata dengan kondisi tanah yang semakin jenuh air akibat hujan yang terus menerus. Masyarakat yang bermukim di daerah rawan longsor telah dievakuasi untuk mencegah terjadinya korban jiwa.
Banjir dan ancaman tanah longsor yang melanda Desa Marore menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan tanggap darurat dalam menghadapi bencana alam.
Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah desa, kabupaten, dan masyarakat, diharapkan dampak dari bencana ini dapat diminimalisir dan warga dapat segera kembali ke kehidupan normal mereka.
Dari berbagai sumber, Pulau Marore merupakan pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina, dengan koordinat 4° 44′14″ LU, 125° 28′42″ BT.
Menjadi bagian Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe, merupakan pulau dengan luas kurang lebih 3,12 km2 dengan populasi sekira 1.386 jiwa.
(Ts)