Sangihe, Lintasutara.com – Saat ini gunung api Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe dilarang untuk aktivitas pendakian.
Bagi para wisatawan atau komunitas yang biasa melakukan pendakian ke gunung api Awu diminta agar tidak melakukan kegiatannya.
Hal ini disebabkan adanya aktivitas kegempaan vulkanik yang meningkat.
“Mengingat banyaknya gempa vulkanik, diimbau bagi wisatawan atau para pendaki untuk saat ini jangan dulu beraktivitas ke puncak gunung,” tutur Didi Wahyudi Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Awu.
Menurut Wahyudi, potensi pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan signifikan.
“Potensi bahaya lain berupa emisi gas gunungapi seperti CO, CO2, H2S, N2 dan CH4. Gas-gas tersebut dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman,” jelasnya
Ia menambahkan, dari hasil pengamatan deformasi dengan menggunakan pemantauan GNSS pada Gunung Awu pada periode 1 Juni 2023 sampai 31 Januari 2024 terdeteksi inflasi (penggembungan) yang mengindikasikan adanya asupan magma yang bergerak menuju permukaan.
“Adanya bahaya gunung Awu yang mungkin terjadi berupa erupsi magmatik eksplosif menghasilkan lontaran material pijar dan/atau aliran piroklastik, magmatik efusif menghasilkan aliran lava, maupun erupsi freatik yang didominasi uap, gas gunungapi maupun material erupsi sebelumnya,” tambah Wahyudi
Sebelumya, press release oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, mencatat adanya kenaikan kegempaan yang diduga akibat pergerakan magma menuju kedalaman yang lebih dangkal.
Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah Gempa Vulkanik Dangkal (VB). Pada periode tanggal 29 Januari 2024 sampai 8 Februari 2024 (11) hari terekam Gempa VB sebanyak 157 kejadian dan terekam Gempa Vulkanik Dalam (VA) sebanyak 42 kejadian.
Energi gempa mengalami peningkatan yang terdeteksi dari grafik RSAM yang meningkat. Terekam 3 kali Gempa Tremor Frekuensi Rendah dengan frekuensi dominan sekitar 1.5 Hz dan lama gempa 40 105 detik, yang menunjukkan adanya peningkatan gempa-gempa permukaan.
(Ts)