Lintasutara.com – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru elektabilitas partai politik yang akan berpartisipasi dalam Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2024.
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopu, menjelaskan hasil survei LSI Denny JA menemukan 3 partai politik dari 18 partai peserta pemilu, berpeluang memenangkan Pileg tahun 2024. Ketiga partai tersebut adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
“Ada PDIP dengan dukungan 22,7 persen, Golkar dengan dukungan, 13,8 persen dan partai Gerindra di angka 11,2 persen,” jelas Ardian dalam konferensi pers secara daring, Selasa (07/11/2023).
Ardian memaparkan, PDIP, Golkar dan Gerindra, masuk dalam kategori partai besar yang secara elektabiltas di atas angka 10 persen. Oleh karena itu, pertarungan untuk menang di Pileg ada di 3 partai ini.
“Apakah nanti posisinya tetap, misalnya PDIP paling tinggi, atau misalnya disalip Golkar atau Gerindra. 3 partai inilah, salah satunya yang nanti akan menang pemilu di 2024,” ujarnya.
Survei LSI Denny JA juga mengkategorikan empat partai politik ke dalam Partai Menengah yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Kategori ini didasarkan pada elektabilitas empat partai tersebut yang berada di kisaran 4-10 persen.
Empat partai tersebut diprediksi bakal lolos parliamentary threshold (ambang batas parlemen) karena memiliki elektabilitas di atas 4 persen. Ardian menyebut PKB memiliki elektabilitas 8,0 persen, Partai Demokrat di angka sekitar 5,0 persen, PKS 4,9 persen dan Nasdem meraih elektabilitas 4,4 persen.
“Ada 7 partai yang masuk di titik aman pertama. Sehingga partai besar bertarung untuk memenangkan Pileg, yang partai menengah berusaha untuk menambah sehingga minimal bisa menjadi 5 besar,” jelas dia.
Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dilaksanakan pada 04-15 Januari 2023. Pemilihan sampel menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan jumlah responden 1200 dan margin of error kurang lebih 2,9%.
Sementara teknik wawancara tatap muka dengan kuesioner diberikan kepada responden yang sudah menikah atau di atas 17 tahun yang memiliki kesempatan yang sama untuk memilih.
(am)