Sangihe, Lintasutara.com – Kerukunan Gereja Masehi Protestan Indonesia (KGMPI) melalui pelayanan kategorial pemuda, melaksanakan Perkemahan raya Pemuda di Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud.
Perkemahan raya pemuda seluruh KGMPI yang dihelat mulai Sabtu 2 hingga 7 Juli tersebut berjalan sukses dari sisi pelaksanaan oleh panitia.
Namun, suksesnya acara yang mempertemukan pemuda dalam jajaran KGMPI tersebut ternodai oleh sikap arogan ditunjukan Ketua Pemuda Sinode MT yang mengambil kewenangan panitia.
Kekeceawaan atas sikap tak terpuji oknum Ketua Pemuda tersebut diutarakan beberapa peserta yang menjadi korban atas sikap dan keputusan aroganya, karena bisa merusak persatuan dan kebersamaan pemuda.
“Kegiataan ini ada panitianya, harusnya panitia yang memberi keputusan bukan beliau dengan arogan seperti itu,” ujar salah satu peserta.
“Tim Kami harusnya masuk final salah satu lomba, tetapi oleh keputusan aneh dari ketua pemuda kami menjadi pemenang difinal pun hanya diberikan kategori juara favorit dengan alasan ada peserta yang bukan anggota jemaat KGMPI. Padahal, peserta yang diprotes adalah mahasiswa yang sudah tiga tahun melayani dan menjadi anggota jemaat serta tinggal di pastori gereja, jadi kami memutuskan tidak ikut final,” sambungnya
Semakin aneh, ada peserta yang datang 50 persen anggota berasal dari gereja tetangga tapi tidak diprotes.
“Ada jemaat yang membawa peserta dari jemaat tetangga tapi tidak diprotes oleh beliau, ada apa dengan Ketua Pemuda Sinode?,” tuturnya penuh tanya.
Sementara itu, Ketua Pemuda Sinode KGMPI (MT) dikonfirmasi Lintasutara.com membantah kalau dirinya bersikap arogan.
“Kita nda bilang bahwa bahu nda boleh iko tetapi bisa ikut asalkan mahasiswa itu diganti tetapi jemaat bahu yg tidak mau mengikuti kegiatan itu sendiri sehingga membuat opini seakan- akan bahwa saya mendiskualifikasi jemaat bahu,” katanya
“Terjadi yg sama bagi jemaat Siau mereka bisa ikut karena mahasiswa yg kedapatan bukan warga KGMPI di ganti dengan peserta yg lain. Terjadi hal yang sama untuk utusan Tumumpa karena dianggap bukan warga KGMPI walaupun dia ikut ibadah dari sekolah Minggu. Jadi pembelajaran kedepan bahwa kejelasan anggota peserta perlu ada pembuktian dari ketua jemaat,” jelasnya melalui pesan whatsapp
Sementara itu, peserta mengapresiasi panitia pelaksana atas suksesnya kegiatan yang luar biasa atas kerja keras dan suksesnya.
“Panitia sangat luar biasa dalam pelaksanaan maupun pelayanannya bagi peserta dan terima kasih atas semua atensinya,” imbuh salah satu peserta dari Sangihe.
(Ts)