Sangihe, Lintasutara.com – Kehadiran perusahaan tambang di Kabupaten Kepulauan Sangihe menjadi isu hangat yang mengapung ke permukaan.
Bahkan sosok polisi yang dekat dengan masyarakat, Kapolres Sangihe AKBP Denny Welly Woter Tompunu, tak lepas dari tudingan memihak kepada perusahaan tambang.
Tetapi tudingan yang dialamatkan kepada Kapolres Sangihe memihak kepada perusahaan tambang dibantah warga Sangihe.
Salah satunya adalah tokoh agama, Pdt Jakob Atohema Medea, M.Th, M.Pd.K mengatakan, tudingan kepada Kapolres Sangihe berpihak kepada perusahaan tambang itu tindakan provokatif.
“Jangan Sampai torang (kita) mo diadu masyarakat dengan masyarakat,” sebut Ketua Misi Sinode GMIST ini.
“Saya sudah ketemu dan berbicara dengan Kapolres Bahwa Polri tidak memihak ke perusahaan tambang,” sambungnya.
Baca Juga: Nyetir Mobil Sendiri, Kapolres Sangihe Pantau Peristiwa Kebakaran
Polisi Bertindak Preventif
Dalam tindakanya aparat Polres Sangihe selalu mengedepankan Preventif dalam mencegah agar tidak terjadi konflik antar warga, termasuk belum lama ini terjadi riak di Kampung Bowone yang berujung pada pemblokiran jalan untuk memprotes masuknya alat berat milik perusahaan tambang.
“Kami turun ke Bowone berdasarkan surat perintah dari Kapolres karena adanya keluhan dari masyarakat pengguna jalan selama dua hari tidak bisa melewati jalan tersebut saat beraktivitas sehari- hari karena adanya penutupan,” ujar Kasat Reskrim Polres Sangihe IPTU Revianto Anriz.
“Sehingga kehadiran kami di Bowone adalah kegiatan preventif untuk menanggapi keluhan- keluhan masyarakat agar dapat beraktivitas sebagaimana mestinya,” sambung Wakil PenanggungJawab Satgas Gakum ini.
Menurut Polisi Humanis ini, saat itu (di Bowone) tidak ada penegakan hukum atau refresif yang dilakukan aparat kepolisian Polres Sangihe kepada masyarakat.
“Kalau ada penegakan hukum saat itu berarti ada masyarakat yang kita tahan untuk diproses secara hukum karena sudah mengganggu kepentingan umum dengan memblokir jalan tetapi sekali lagi kami menggunakan pendekatan preventif,” tegasnya.
Ditambahkanya, kalau ada video atau foto yang beredar menunjukan adanya tarik menarik antara aparat dengan salah satu warga, itu akibat tindakan oknum tersebut yang dinilai membahayakan warga disekitar lokasi karena oknum mendorong salah satu aparat yang sedang memotong batang pohon yang memblokir jalan dengan mesin gergaji.
“Video beredar itu tidak utuh yang benar adalah tindakan oknum tersebut sangat membahayakan karena mendorong aparat memegang mesin gergaji dan sedang memotong batang pohon yang digunakan untuk memblokir jalan. Namun tetap kami lakukan dengan cara preventif tidak refresif,” imbuhnya.
Diketahui, beberapa waktu lalu sekelompok masyarakat memblokir jalan di Kampung Bowone Kecamatan Tabukan Selatan Tengah memprotes kehadiran alat berat milik perusahaan tambang.
Akan tetapi, masalah ini boleh ditangani pihak aparat Polres Sangihe dengan pendekatan preventif.
(ts)