Sangihe, Lintasutara.com – Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Mukhlis, S.Ap., M.M akhirnya bersua sang ‘Pengasuh Ade Irma’, Oma Alpiah Makasebape di Tahuna, Selasa (07/06/2022).
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah cerita terkait kehidupan Oma Alpiah-pun disampaikan secara langsung oleh sang Pengasuh ’65 (Judul Film Dokumenter) mulai dari kedatangannya dikeluarga Jenderal A. H Nasution hingga peristiwa kelam 30 September 1965.
Baca Juga : Oma Alpiah Terharu Dapat Surprise HUT Ke- 85
Menariknya, obrolan nan emosional tersebut tak bertahan lama imbas tingkah Danrem 131/Santiago dan istri bersama Oma Alpiah yang cepat akrab hingga ‘menghujani’ pertemuan tersebut dengan candaan-candaan bak komika me’roasting’ korbannya.
Adu roasting keduanya, dimulai dari ucapan Somahe kai Kehage yang salah diucapkan Danrem lantas dibantah Oma Alpiah, hingga pertanyaan apa saya (Danrem 131/Santiago, red) seganteng Piere (Tandean – ajudan A. H Nasution).
Hal ini juga dibantah Oma dengan mengerutkan wajahnya. “Hidung Piere lebih tinggi,” ujar Oma yang kemudian tertawa lepas mengundang gelak tawa Danrem dan semua yang datang.

Sayang dikarenakan agenda terjadwal yang harus dilalui Danrem bersama rombongan Korem 131/Santiago, ‘roasting me-roasting’ dalam suasana nan akrab itu harus berakhir, meski memang sejumlah candaan masih dilemparkan Danrem untuk menggoda Oma yang kini berusia 65 tahun.
Kepada awak media, Danrem menyebutkan jika kedatangan dirinya bersama Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 131 PD XII/Merdeka dan Jajaran Korem 131/Santiago merupakan bentuk penghormatan kepada Oma Alpiah sebagai bagian dari sejarah keluarga Jenderal A.H Nasution.
“Kita bersilahturahmi disini, karna bagaimanapun Pak Nasution merupakan sesepuh kami di TNI Angkatan Darat,” sebut Danrem.
Baca Juga : Harga Perak Dunia Hari Ini Naik Hampir Dua Persen
Namun demikian, lebih dari itu menurut dia Oma Alpiah merupakan masukan sekaligus tambahan pengetahuan bagi dirinya pun semua jajaran TNI AD yang hadir.
“Beliau adalah saksi sejarah yang masih hidup. Jadi bukan sekedar ‘katanya’ tapi dialami secara langsung. Sangat susah mencari saksi seperti oma saat ini, yang mengalami langsung kejadian tersebut, dengan ingatan yang sangat kuat,” pungkasnya.
(Gr)