Manado, LintasUtara.com – Sepi, Sunyi, tenang, kotor dan rusak, menjadi pemandangan siang itu, Selasa (5/4/2021), di Pasar Restorasi Kayu Bulan, Malalayang.
Pantauan LintasUtara.com, keadaan Pasar tersebut tidak seperti pada umumnya.

Pasar identik dengan ramai suara pedagang menjajakan dagangannya, para pembeli yang menawar barang dan kendaraan yang lalu lalang.

Namun yang terpantau hanyalah lapak dan kios kosong yang seakan membisu menunggu datangnya pedagang yang hendak meletakan dagangan.

Padahal Pasar yang terletak di Kelurahan Malalayang Satu itu memiliki fasilitas lengkap, seperti kamar kecil (saat ini tak terawat) tempat-tempat penampungan air (kosong tak ada air), instalasi air sampai ke lapak ikan (mata kran tidak ada), pengolahan limbah, ruang ATM, gedung kantor, dan instalasi listrik namun tak ada listriknya.

Aktivis Peduli Fasilitas Publik Manado, Hardinan Sangkoy pun menyayangkan keadaan pasar restorasi Malalayang yang diresmikan pada 14 Agustus 2019 ini.
“Ini memprihatinkan. Seharusnya fasilitas yang ada dijaga dan dirawat, yang telah rusak diperbaiki, serta air dan listrik dipasang kembali,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, pengelolah juga harus mampu membuat kebijakan atau bekerjasama dengan instansi lain untuk menghidupkan aktivitas dagang di situ.
“Ini terkesan terjadi pembiaran atau kurang perhatian. Harus ada keseriusan dan fokus dalam menghidupkan pasar ini,” katanya.
Lanjut Sangkoy, dengan fakta di lapangan seperti ini, mencerminkan kinerja dari pengelolah dalam hal ini PD Pasar Manado belum maksimal.
“Seharusnya PD. Pasar Manado mampu menghebatkan unit-unit kerja mereka, sesuai tagline Kota ini, Manado Maju dan Sejahtera Sulut Hebat,” sesalnya.
(Dedy Dagomes)