Momentum Hari Pahlawan, Mahasiswa Nusa Utara Merefleksi Perjuangan Bataha Santiago

Manado, Lintasutara.com – Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya. Kalimat yang diucapkan  presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno ini memang sudah tak asing didengar,  apalagi di kalangan mahasiswa yang menggemari dunia literasi dan pergerakan. Hal inipun pegang teguh oleh Mahasiswa asal Nusa Utara di Tondano.

Berangkat dari momentum Hari Pahlawan, tepatnya hari ini, Rabu (10/11/2021), Mahasiswa asal Nusa Utara menggelar kegiatan dengan mengusung tema “I KITE MENDIAHI WUNTUANG U SEKE, NUSA KUMBAHANG KATUMPAENG”.

Kegiatan dimulai pkl 17:00 Wita dan dilaksanakan di dua tempat berbeda; di Pelabuhan laut Manado dan di area Zero Point Kota Manado.

Pun dalam kegiatan ini,  Mahasiswa Nusa Utara juga menampilkan tarian adat  dari Mahasatu, baca puisi, mendongeng, masamper, dan penyalaan lilin.

Stevian Hariminggu selaku koordinator lapangan saat ditemui awak media menjelaskan perlunya kegiatan seperti ini untuk terus menyuarakan bahkan mengingat kembali apa yang telah diberikan para pahlawan dan legacy yang mereka titipkan.

“Karena kalau tidak, maka sejarah para pahlawan bahkan sejarah Bataha Santiago akan ikut tenggelam bersama massivnya gelombang peradaban. Makanya, refleksi hari pahlawan kali ini merupakan pernyataan sikap kami kepada Pemerintah Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo agar segera mengesahkan Bataha Santiago sebagai pahlawan nasional,” tegas Mahasiswa Jurusan Kimia UNIMA ini.

Mahasiswa Nusa Utara Merefleksi Perjuangan Bataha Santiago (Foto : Ist)

Arif Pulumbara, salah satu orator kegiatan, dalam orasinya mengajak mahasiswa asal Nusa Utara  untuk meneladani  jiwa patriot Bataha Santiago. 

“Politik Santiago adalah murni untuk rakyat,  pada masa kepemimpinannya, rakyat benar-benar dijadikan prioritas. Santiago satu-satunya raja di Tampungang Lawo yang menolak  tunduk pada Belanda, sekalipun harus dihukum gantung,  Santiago tetap menolak untuk tunduk,” seru Pulumbara.

Dirinyapun menyentil kehadiran PT. TMS yang telah masuk ke Sangihe dan mendapat pertentangan dari banyak masyarakat. Ditegaskannya, kehadiran perusahaan tambang berskala besar ini tidak bisa dibiarkan beroperasi.

“Harus kita lawan, apapun taruhannya. Untuk itu, selaku pemuda asal Nusa Utara, kita harus meneladani patriotisme Bataha Santiago. I Kite Mendiahi Wuantuang u Seke, Nusa Kumbahang Katumpaeng. Meseke Kate Meseke, Meseke Pia Piane,” Jelas Pulumbara saat menutup orasinya, yang dalam arti harafiahnya bisa diartikan

“Kita akan menyiapkan pasukan perang. Negeri kitw jangan sampai dimasuki musuh. Berperang kita berperang, berperang ada baiknya,”

 Kegiatan ini pun diakhiri dengan penyalaan lilin sambil menyanyikan Lagu Gugur Bunga.

(BIM)

Bagikan:

Artikel terkait

Tinggalkan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler

Peluang dan Tantangan Menjadi Kepala Daerah di Kabupaten Kepulauan Sangihe: Pilkada...

Suara Redaksi

Pahlawan Tanpa Sorotan: Dari Laut Talise, Nelayan Menjemput Nyawa Sebelum Negara...

Kolom

Refleksi Hari Kartini: Juita Baraming, Perempuan Sangihe yang Menata Harapan Lewat...

Sangihe

Dilema Data Stunting di Sangihe: Antara Fakta Lapangan dan Validitas Angka

Suara Sangihe

Beri Pesan Tegas Usai Lantik Pj Kapitalaung, Thungari: Pemdes Denyut Utama...

Sangihe

Terkini