Sangihe, Lintasuatara.com – Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi akibat cuaca buruk di Kabupaten Kepulauan Sangihe, merusak sejumlah fasilitas publik di kabupaten paling utara Indonesia ini.
Pantauan Lintasuatara.com di lapangan, bencana yang terjadi Jumat (17/9) selain menutup akses jalan antar kecamatan, menimbun rumah warga juga merusak falitas publik vital lainya seperti Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sangihe.
Direktur PDAM Sangihe Novilius Tampi kepada media ini membenarkan rusaknya fasilitas perusahaan yang dipimpinnya akibat banjir dan tanah longsor disejumlah wilayah.

“Ada beberapa wilayah yang terganggu pasokan air bersih bahkan kami tutup sementara. Seperti kondisi IPA Talawid sekarang masih ditutup karena air keruh, dampak dari lokasih tanah yg lonsor diintake enemawira Talawid. Sedangkan intake lokasi Wiwai dan Pempalaraeng serta intake Pelelangeng Tariang lama dalam perbaikan karena ada penyumbatan,” ujar Tampi
Sementara itu, untuk pelayanan di cabang tiga meliputi Tabukan Utara (Tabut) sumber diterjang banjir sehingga mengalami gangguan pelayanan bahkan air mati.
Baca Juga : Sangihe ‘Dikepung’ Tanah Longsor, Ini Titik Bencana
“Akibat banjir IPA Balane, Tarolang, Beha, Spam Bingkoko mengalami kerusakan. Sampai saat ini staf teknik masih sementara melakukan perbaikan untuk percepatan pelayanan,” tuturnya

Tidak hanya itu, untuk wilayah pelayanan Kota Tahuna juga mengalami gangguan karena intake Santiago diterjang banjir sehingga dipenuhi material banjir.
“Intake Santiago banjir, untuk sementara pelayanan Tahuna mengalami gangguan. Timbunan material akibat banjir, sementara dibersihkan. Sumber Kolongan Beha Baru, untuk pelayanan wilayah Tahuna Barat putus total pipa diameter 6 inci dan 3 inci, begitu juga wilayah pelayanan Manente mengalami gangguan, pipa diameter 6 inci putus total dan saat ini dalam perbaikan,” jelasnya.

Begitu juga wilayah Tamako, pelayanan dihentikan sementara karena air keruh.
“Untuk pelayanan wilayah Tamako pun kami terpaksa hentikan karena kondisi intake Pelelangen Tamako juga kebanjiran sehingga airnya keruh dan tidak bisa disuplai ke masyarakat,” kuncinya.
(Ts)