Bitung, Lintasutara.com – Sebagai sebuah kota dengan potensi wisata bahari yang besar, Pemkot Bitung memastikan secara maksimal melakukan penanganan sampah micro plastic yang masuk ke area perairan.
Berbagai program dan upaya terus digalakkan pemerintah di bawah kepemimpinan Walikota Ir Maurits Mantiri, MM dan Wakil Hengky Honandar, guna memastikan tak ada dampak sistematis yang terjadi di lingkungan akibat gempuran sampah.
Demikian fakta yang terungkap di Focus Group Discussion dalam kegiatan Lokakarya Dampak dan Pengelolaan Micro Plastic, yang dilaksanakan oleh FPIK Unsrat bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bitung, di Lantai IV Kantor Walikota, Jumad (17/09-2021) siang.
Dua nara sumber yang menjadi pemateri, Kadis LH Kota Bitung Sadat Minabari, S.IK, MSi dan Staf Khusus Walikota-Wakil Walikota Bitung Reymoond ‘Kex’ Mudami, S.Pi. Keduanya memaparkan kondisi penanganan sampah micro plastic yang ada di kota Bitung serta berbagai inisiasi yang telah dilakukan selama ini.
“Jadi berkaitan dengan penanganan sampah, termasuk sampah plastik, Pemkot Bitung termasuk yang concern dengan program dan penanganan masalah. Sampai saat ini masih terus digalakan dengan target menekan seminim mungkin sebaran sampah baik di darat maupun di lingkungan perairan’’ kata Sadat.
Baca Juga : FPIK Ukir Catatan Baru di Bitung, Kibarkan Bendera dari Dasar Laut
Baca Juga : Sadat Optimis IKLH Kota Bitung Meningkat
Ikut ditambahkan Kex, sambil mengutip pesan Walikota Maurits Mantiri, bahwa yang harus dipahami bersama, bukan melarang (produksi) plastik, namun bagaimana upaya untuk melakukan penanganan agar dapat meminimalkan penggunaan serta dampak yang kelak ditimbulkan.
“Sampai saat ini sesuai fakta di lapangan, program kebersihan termasuk kegiatan penanganan sampah kontinyu dilakukan, olehnya butuh kerjasama semua pihak serta peran serta warga untuk membuang sampah tepat waktu dan pada tempatnya’’ sebut Kex.
Kegiatan yang berlangsung hampir dua jam dan diikuti sekitar 25 mahasiswa Ilmu Kelautan, merupakan bagian dari program Lokakarya, yang sesuai jadwal berlangsung selama 3 hari di kota Bitung. Tim dipandu dosen Pendamping FPIK Unsrat ; Dr. Wilmy Pelle, Dr. James Paulus dan Alumni Maya Andes, SIK (NGO CCDP- IFAD).
“Kami berterimakasih kepada Pemkot Bitung, terutamanya Pak Walikota Bapak Maurits Mantiri yang memperkenankan kami boleh berkegiatan di kota Bitung, ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan berharap juga ada sumbangsih bagi lingkungan kota Bitung’’ sebut Wilmy Pelle.
Usai FGD, tim dipandu Sadat melakukan visit ke TPA Aertembaga khususnya melihat sistem pengelolaan sampah plastik, dan ke PT Futai yang saat ini dalam persiapan beroperasi sebagai sebuah perusahan yang memproduksi recycling kertas dan plastik.
Sesuai rencana di hari ke 2 dan 3 (18-19/9), lokakarya akan masuk pada penerapan metode marine debris di Pulau Lembeh, sekaligus sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya meminimalisasi sampah laut.
(*)