Lintasutara.com – Obsesi berlebihan terhadap artis yang dikagumi ternyata bisa membuat seseorang berbuat nekat. Hal ini yang ditunjukkan oleh John Hinckley, Jr. Demi pamer di depan artis pujaannya, dia nekat menembak Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagen.
Aksi koboi ini dia lakukan pada 30 Maret 1981 di depan Hotel Hilton, Washington DC, saat Presiden Reagen baru saja keluar dari hotel itu setelah menghadiri pertemuan dengan organisasi buruh.
Reagen dan rombongan dihujani dengan 6 peluru dari pistol milik Hinckley saat sedang berjalan menuju mobil kepresidenan. Alhasil, dia tertembak di bagian paru kiri, sedangkan Juru Bicara Gedung Putih James Brady yang saat itu sedang berada di samping Presiden tertembak di bagian kepala.
Dua orang anggota pihak keamanan Presiden juga tertembak, masing-masing tertembak di bagian perut dan leher.
Terkena tembakan, Presiden Reagen harus dilarikan ke Rumah Sakit dan menjalani operasi selama dua jam, sedangkan James Brady mengalami cacat permanen akibat luka tembak itu.
Ini adalah upaya pembunuhan kesekian kalinya terhadap Presiden AS. Beberapa Presiden sebelum Reagen juga mengalami hal serupa.
Namun bedanya, upaya pembunuhan Presiden Amerika Serikat sebelumnya sering dilandasi oleh motif politik atau dendam, seperti upaya pembunuhan terhadap Presiden Abraham Lincoln.
Presiden Lincoln dibunuh oleh John Wilkes Booth pada 14 April 1865. Alasan Wilkes menembak Lincoln karena secara politik dia memihak pada Konfederasi sehingga membunuh Lincoln dapat mewujudkan tujuan Konfederasi saat itu setelah kalah perang.
Namun, motif Hunckley yang nekat mencoba membunuh Presiden Reagen berbeda. Dia dia ingin pamer dan terkenal sehingga Jodie Foster, artis pujaannya, bisa tahu tentang dirinya.
Melansir History, Selasa (30/3/2021), Saat persidangan, dia mengakui telah puluhan kali menonton film berjudul Taxi Driver. Dalam film tersebut, dikisahkan karakter utama pria mencoba untuk membunuh seorang senator, sedangkan kekasih dari karakter pria itu dibintangi oleh Jodie Foster.
Kesaksiannya ini membuat Jodie Foster dipanggil pengadilan untuk memberikan kesaksian.
Obsesinya terhadap Foster membuatnya ingin menghidupkan kisah dari film itu ke dalam kisah hidupnya sendiri dengan dia sebagai karakter utamanya.
Namun, jika dalam film itu orang yang ditembak adalah seorang senator, dalam kisahnya, dia memilih menembak presiden.
Hasil persidangan Hunckley mengagetkan publik Amerika. Pasalnya, Hunckley yang telah secara terangan-terangan melakukan pelanggaran berat karena berupaya membunuh kepala negara, malah diputus tidak bersalah oleh pengadilan. Alasan putusan pengadilan ini karena dia dinilai mengalami gangguan jiwa.
Namun, karena desakan publik AS dan dia dinilai dapat mengancam keselamatan publik, dia tidak dibebaskan melainkan ditahan di Rumah Sakit Jiwa hingga pembebasannya pada tahun 2018.
(AM)