Sangihe, Lintasutara.com – Lomba Fotografi Diskominfo 2020 pada akhirnya mencapai titik puncak, setelah 5 nominator karya terbaik terseleksi, dan dilanjutkan dengan penentuan 3 foto yang dinobatkan sebagai pemenang pertama hingga ketiga, Kamis (31/12/2020).
Dari kurang lebih 21 foto yang belum lama ini diumumkan, lima nominator karya yang mencuat yakni hasil foto karya Stenly Pontolawokang dengan judul karya Demi Raga Yang Lain dengan total nilai 185, hasil Karya Tubagus M Yusuf Ibrahim dengan judul foto Asa Buruh Bongkar Muat yang diberi nilai 180, Foto karya Preslay Daniel dengan judul Pandai Besi yang mendapat nilai 170, dan dilanjutkan dengan dua foto dengan akumulasi nilai 160, milik Julian Pesik dengan judul Protokol Kesehatan Ibadah dan akun instagram kaka Jull dengan judul Aktivitas Ekonomi
Bismo Agung, tim juri LFD 2020 menyatakan jika seyogianya pemahaman akan fotografi sudah selayaknha ditingkatkan, karena selain bisa menjadi ilmu untuk diri sendiri, fotografi juga bisa membuat Sangihe yang jauh dapat dilihat oleh orang di luar sangihe, tanpa perlu takut dengan harga kamera, karena dengan telepon genggam, hari ini siapapun pun bisa memproduksi karya visual.
“Tinggal bagaimana memahami dan mahir dalam menangkap cerita dihadapan mata. Mahir itu jalannya ya dengan terus mengasah, mengkostruksi imajinasi dan direalisasikan dalam karya fotografi,” ujar Mas Bismo.
Meski dari lomba yang diadakan Diskominfo dan Forum Wartawan Sangihe barusan masih nampak sejumlah pemahaman yang belum terasah terkait estetika dan teknis dalam fotografi, namun dirinya bisa optimis, dengan semangat yang tampak. “Dan lewat lomba ini, semoga bisa muncul fotografer muda berbakat di Nusa Utara,” kunci dia.
Sementara itu, Tommy Bawulang, akademisi Sangihe yang juga turut menjadi juri dalam LFD 2020 menuturkan jika selaku pegiat fotografi, dirinya senang dengan event ini, karna meski baru pada tahap awal, namun event ini sudah memantik semangat berkarya bagi anak muda sangihe di dunia seni fotografi.
“Memang dari segi kualitas, masih banyak yang perlu kita tingkatkan tapi setidaknya geliat dunia fotografi semakin baik di Sangihe. Saya yakin, bakat dan kreatifitas anak anak muda Sangihe, komunitas fotografer Sangihe akan terus meningkat dan suatu saat akan menemukan jati diri kreatifitasnya yang bisa berbicara pada level nasional bahkan internasional,” tandas Bawulang, sembari terus menyemangati para peserta.
“Kita buktikan, bahwa Sangihe punya potensi yang luar biasa. Yang kita butuhkan adalah ruang, kesempatan, dan support semua pihak,” tutup Bawulang.
Senada, Audro Chrustofel pun menyatakan harapannya agar kedepan para peserta LFD 2020 dapat terus mempertahankan animo yang ada, sambil meningkatkan kualitas dan kreativitas individu dalam lomba-lomba selanjutnya baik ditingkat lokal, ataupun ditingkat yang lebih besar lagi.
“Predikat juara tentu hanyalah bonus. Yang lebih penting lagi, bagaimana kita mengapresiasi kemampuan yang kita miliki, dan terus mengasahnya lebih baik lagi,” kunci pegiat fotografi sekaligus sineas muda Sangihe ini.
(Gr)