Sangihe, Lintasutara.com — Bupati Kepulauan Sangihe melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang obat milik Dinas Kesehatan Daerah pada Senin (2/6), menyusul polemik kekosongan stok obat di Puskesmas Kendahe yang dikeluhkan masyarakat dalam beberapa pekan terakhir.
Sidak ini menjadi respons langsung pemerintah daerah atas keresahan publik mengenai pelayanan kesehatan dasar, khususnya ketersediaan obat di wilayah perbatasan.
Dalam kunjungannya, Bupati meninjau langsung sistem distribusi, pencatatan, dan stok obat yang tersedia di gudang utama farmasi Dinas Kesehatan.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kepulauan Sangihe telah merilis pernyataan resmi bahwa kekosongan obat di Puskesmas Kendahe bukan disebabkan oleh kelalaian distribusi, melainkan akibat keterlambatan pengajuan permintaan dari pihak manajemen Puskesmas itu sendiri.
Namun dalam konfirmasi kepada LintasUtara.com, Kepala Puskesmas Kendahe, dr Samuel Pontoh membenarkan adanya keterlambatan pengajuan permintaan obat, tetapi menyebut skalanya kecil.
Ia juga menyatakan bahwa pihaknya sebelumnya telah mengajukan permintaan, namun obat yang dikirim Dinas Kesehatan tidak sepenuhnya sesuai dengan daftar kebutuhan yang diajukan.
“Memang ada keterlambatan, tapi tidak signifikan. Permintaan juga sudah pernah diajukan, hanya saja yang dikirim berbeda dari yang kami minta,” ujar Pontoh
Tak hanya itu, dr. Pontoh juga mengeluhkan kualitas obat yang dikirim. Menurutnya, beberapa obat yang diterima pada bulan April sudah mendekati masa kedaluwarsa bahkan ada yang expired di bulan yang sama.
“Obat datang bulan April, tapi masa berlakunya juga habis di April,” jelasnya
Menanggapi perkembangan ini, tokoh masyarakat Sangihe, Verry Bawoleh, menyampaikan apresiasi atas langkah cepat Bupati, namun ia juga mendorong agar pengawasan tidak berhenti di tingkat Dinas.
“Kami berharap Bupati juga turun langsung ke Puskesmas. Jika memang keterlambatan berasal dari manajemen di lapangan, maka itu juga perlu mendapat perhatian agar penilaian terhadap kinerja lembaga lebih seimbang,” ujar Bawoleh.
Ia menambahkan bahwa pelayanan kesehatan, terutama di daerah terluar seperti Kendahe, membutuhkan perhatian berlapis agar tidak ada celah yang merugikan masyarakat.
(Penulis / Editor : Theodorus)