Filantropi ADL (Bag 1)

ADL

Secara etimologi, Kedermawanan atau Filantropi bersumber dari Yunani. Philein berarti cinta, dan anthropos berarti manusia (Wikipedia), adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia serta nilai kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain. Istilah ini umumnya diberikan pada orang-orang yang memberikan banyak dana untuk amal.

Seorang filantropis sering kali tidak mendapatkan dukungan menyeluruh terhadap tindakannya. Tuduhan yang sering diterima adalah masalah tujuan amal atau memiliki tujuan terselubung dengan efek samping popularitas.

Sementara itu, salah satu tokoh pendiri di bidang studi filantropi, Robert L. Payton, dan mantan mahasiswa sosiolog Michael P. Moody, mendefinisikan filantropi sebagai ‘voluntary action for the public good atau tindakan sukarela untuk kepentingan kemaslahatan publik’.

Menurut elaborasi Hilman Latief (Akademisi) konsep filantropi berhubungan erat dengan rasa kepedulian, solidaritas dan relasi sosial antara orang miskin dan orang kaya, antara yang “kuat‟ dan yang “lemah”, antara yang “beruntung” dan “tidak beruntung” serta antara yang “kuasa” dan “tuna-kuasa”. Dalam perkembangannya, konsep filantropi dimaknai secara lebih luas yakni tidak hanya berhubungan dengan kegiatan berderma itu sendiri melainkan pada bagaimana keefektifan sebuah kegiatan “memberi‟, baik material maupun non-material, dapat mendorong perubahan kolektif di masyarakat.

Bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe, nama Aprikonus Daud Loris (ADL) tidak hanya dikenal sebagai seorang dokter tapi juga seorang filantropi atau dermawan.

Karakter filantropi yang melekat pada diri ADL membuat sosok ayah dua anak yang tetap terlihat ganteng ini, dikenal luas oleh masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe, dari orang dewasa hingga anak- anak.

Hampir semua, 15 Kecamatan, 145 Desa dan 22 Kelurahan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, ADL telah menginjakan kakinya untuk menyalurkan ‘hasrat’ filantropi atau kedermawananya.

Sifatnya yang penyayang dan penuh cinta terhadap sesama, membuatnya tak tegah melihat ketimpangan dan persoalan sosial yang melintas di selaput matanya sehingga nuraninya tergugah untuk segera bertindak.

Tidak hanya waktunya, uangnya, bahkan melalui profesinya sebagai seorang pelayan masyarakat (dokter), dia kerahkan seluruh sumber daya dalam dirinya agar bisa membuat sesamanya kembali tersenyum.

ADL memang berbeda, dia berbagi bukan karena kelebihan tetapi dia memahami bagaimana rasanya saat tak punya…

(bersambung).

Bagikan:

Artikel terkait

Tinggalkan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler

Peluang dan Tantangan Menjadi Kepala Daerah di Kabupaten Kepulauan Sangihe: Pilkada...

Suara Redaksi

Beri Pesan Tegas Usai Lantik Pj Kapitalaung, Thungari: Pemdes Denyut Utama...

Sangihe

Pahlawan Tanpa Sorotan: Dari Laut Talise, Nelayan Menjemput Nyawa Sebelum Negara...

Kolom

Refleksi Hari Kartini: Juita Baraming, Perempuan Sangihe yang Menata Harapan Lewat...

Sangihe

Dilema Angka Stunting Sangihe

Suara Sangihe

Terkini