
Gunung Api bawah laut Banua Wuhu yang terletak di barat daya Pulau Mahengetang, Kepulauan Sangihe, Indonesia, memiliki sejarah panjang dan pesona alam bawah laut yang memukau.
Berikut beberapa informasi penting mengenai Banua Wuhu menurut buku Data Dasar Gunung Api Indonesia edisi kedua.
Secara geografis, puncak Gunung Api Banua Wuhu terletak pada koordinat 3°08’16” LU dan 125°29’26” BT. Pada tahun 1835, ketinggian gunung ini tercatat setinggi 90 meter di atas permukaan laut, namun mengalami perubahan drastis menjadi 12 meter pada November 1919.
Untuk mencapai puncak Banua Wuhu, memerlukan perahu karena lokasinya yang berada di tengah laut.
Sebagai gunung api bawah laut, Banua Wuhu sering mengalami erupsi eksplosif yang merusak daerah puncaknya, sehingga terkadang muncul di permukaan dan kadang-kadang tidak terlihat sama sekali.
Karena karakteristik ini, sumber daya gunung api di Banua Wuhu terbatas. Bila gunung api ini muncul pada permukaan laut yang tersusun oleh aliran lava yang menjulur ke laut, maka sumber daya gunung api ini terlihat berupa bahan bangunan dari batuan beku.
Sejarah Erupsi Banua Wuhu
Banua Wuhu memiliki catatan letusan yang cukup panjang. Beberapa erupsi yang tercatat antara lain:
• 23-26 April 1835: Erupsi pertama yang tercatat, dengan aliran lava dari kawah pusat.
• 6-9 September 1889: Ekstrusi kubah lava dari kawah pusat.
• Juli-akhir 1895: Erupsi eksplosif normal dari kawah pusat.
• 17-18 April dan 27 Agustus 1904: Erupsi eksplosif yang melemparkan batu-batu hingga ke Pantai Ngihade.
• 18 Juli 1918: Erupsi menghasilkan batu apung yang tersebar luas di permukaan laut. Pada 20 Agustus tahun yang sama, terdengar suara hebat bersamaan bau belerang yang kuat, menyebabkan banyak ikan mati. Aktivitas di kawah pusat pada Desember 1918 merusak puncak gunung api.
• 2 Februari 1919: Erupsi lava berlanjut erupsi eksplosif pada 2 April, yang menyebabkan pasang air laut dan ledakan hebat yang merusak pohon kelapa dan membakar 25 rumah di pantai timur. Pada 3 April pukul 10.30 WITA, terjadi lagi erupsi dengan gumpalan uap setinggi 4-5000 meter disertai erupsi hebat.
Karakter Erupsi
Erupsi dari kawah pusat berupa erupsi eksplosif yang menghasilkan jatuhan piroklastik dan erupsi efusif berupa aliran lava, dan bisa menyebabkan air pasang.
Periode Erupsi
Dari data erupsi yang tercatat dalam sejara, maka periode erupsi Banua Wuhu terbagi dalam beberapa perioda waktu erupsi, yaitu:
• Antara 1-10 tahun : 3 kali erupsi
• Antara 11-20 tahun : 1 kali erupsi
• Lebih dari 40 tahun : 1 kali erupsi

Pesona Wisata Bawah Laut
Menyelam: Banua Wuhu merupakan salah satu tujuan favorit bagi penyelam yang tertarik untuk melihat fenomena vulkanik bawah laut. Kondisi perairan yang jernih memungkinkan penyelam untuk melihat aktivitas vulkanik dan formasi geologi bawah laut dengan jelas.
Keindahan Alam: Selain aktivitas vulkanik, penyelam juga dapat menikmati keindahan terumbu karang dan kehidupan laut yang beraneka ragam di sekitar gunung bawah laut ini.
Bagi pecinta keindahan bawah laut, Banua Wuhu menawarkan spot diving dan snorkelling yang menakjubkan.
Keberadaannya yang unik serta keindahan alam bawah laut yang dihiasi beragam jenis terumbu karang dan beraneka jenis ikan menjanjikan pengalaman luar biasa bagi para penyelam. Pesona bawah laut Banua Wuhu mampu memanjakan mata dan memberikan kenangan tak terlupakan.
Keamanan
Mengingat statusnya sebagai gunung berapi aktif, penting bagi para penyelam dan pengunjung untuk selalu memantau informasi terkini mengenai aktivitas vulkanik dari otoritas setempat sebelum merencanakan kunjungan.
(Redaksi)
(Disclaimer: Sebagian data dalam tulisan ini disadur melalui Buku Data Dasar Gunung Api Indonesia edisi kedua, Kementerian ESDM, Badan Geologi, 2011)