Sangihe, Lintasutara.com – Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah 17.001 pulau sesuai data BPS 2023 lalu, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah menghubungkan aksesbilitas terlebih bagi daerah atau pulau yang berpenghuni.
Transportasi laut menjadi salah satu yang dianggap paling mungkin untuk menghubungkan setiap pulau terutama yang ada di daerah perbatasan, terdepan dan terpencil.
Pulau Lipang Kecamatan Kendahe, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), merupakan salah satu Pulau paling depan di perbatasan utara, Indonesia- Philipina.
Sebagai daerah kepulauan, Pulau Lipang sangat tergantung pada transportasi laut dari dan menuju ibu kota kabupaten Kota Tahuna.
Sehingga fasilitas pendukung transportasi laut sangat dibutuhkan oleh Pulau Lipang sebagai penggerak ekonomi warga.
Pelabuhan laut merupakan fasiltas yang sangat vital bagi warga Pulau Lipang, baik sebagai transportasi orang tapi juga lalu- lintas barang terutama sembako dan juga peningkatan ekonomi warga.
Kini, Warga Pulau Lipang menuntut perhatian dari pemerintah pusat dalam hal ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Salah satu tuntutan warga Pulau Lipang adalah pembangunan kembali Pelabuhan Laut yang sudah roboh dan kondisinya memprihatinkan.
Rusaknya Pelabuhan Laut Pulau Lipang, sangat mengganggu, bahkan membahayakan warga masyarakat setempat.
“Kami ini garda terdepan dan wajah NKRI, tapi masih luput dari perhatian pemerintah pusat,” ujar Hasanudin Andaria Kapitalaung (Kepala Desa) Lipang berkelu- kesa
“Kami meminta Kemenhub agar segera membangun pelabuhan yang sudah roboh dan kondisinya memprihatinkan bahkan membahayakan aktifitas warga,” sambungnya.
Sementara itu, Donny warga setempat (Pulau Lipang) mempertanyakan komitmen pemerintah, membangun dari pinggiran, apakah kami tidak masuk dalam rencana prioritas pembangunan?
“Mana janji pemerintah memperhatikan Kami yang ada diperbatasan, pelabuhan roboh saja tidak dibangun,” kuncinya dengan nada kesal.
Terpisah, Camat Kendahe, Suharto Mandiri mengakui akibat rusaknya fasilitas pelabuhan di Pulau Lipang sangat mengganggu perekonomian warga setempat.
“Harus diakui sejak pelabuhan di Pulau Lipang rusak dan tidak bisa digunakan berpengaruh baik lalu lintas penumpang (orang) maupun barang yang masuk ke Pulau Lipang,” tutur Mandiri.
“Sebagai pemerintah Kecamatan Kendahe Kabupaten Kepulauan Sangihe meminta perhatian pemerintah pusat (Kemenhub) agar segera membangun kembali Dermaga pelabuhan agar ekonomi kembali menggeliat disana,” sambungnya
Harga Sembako Naik dan Mengancam Nyawa Warga
Sementara itu, dari penuturan Riko warga Pulau Lipang sejak kapal sabuk nusantara yang menjadi transportasi andalan tidak bisa berlabuh di pelabuhan karena dermaga roboh mengakibatkan harga sembako naik.
“Karena kapal tidak bisa berlabuh sehingga barang (sembako) harus dibongkar melalui perahu nelayan sehingga ada biaya tambahan yang dikeluarkan pedagang akibatnya harga dikalangan pedagang (warung) pasti naik,”jelasnya
Tidak hanya itu, selain naiknya harga sembako belum dibangunya pelabuhan sebagai nadi ekonomi warga juga sewaktu- waktu bisa mengancam nyawa warga.
“Sangat berbahaya ketika warga turun maupun naik ke kapal bila lengah nyawa jadi taruhan karena kapal berada ditengah laut warga naik pun turun dari kapal harus menggunakan perahu kecil sehingga peluang kecelakaan seperti jatuh ke laut sangat mungkin terjadi,” imbuhnya sambil berharap presiden dan menteri secepatnya memperhatikan pembangunan pelabuhan.
Profil Umum
Desa : Pulau Lipang
Kecamatan: Kendahe
Kabupaten: Kepulauan Sangihe
Provinsi: Sulawesi Utara
Negara: Republik Indonesia
Kode Pos: 95852
Kode Kemendagri: 71.03.16.2007
Jumlah Penduduk: 109 KK
Jumlah Jiwa = 374
Jumlah Gedung Sekolah: 2
Jumlah siswa SD=29 Orang
Jumlah Siswa SMP=21
Gedung tempat ibadah 2
Mesjid Ar-rahma Lipang
Gereja Tiberias Lipang
penduduk Nelayan 90 %
penduduk petani 5%
lain-lain 5%
Secara geografis, Pulau Lipang berada di 354’29.51” Lintang Utara dan 12523’03.00” Bujur Timur.
(Opo)