Tidak Gunakan K3 dan Pengaspalan Saat Hujan, Kabalai Jalan Sulut: Nanti saya Tegur

Manado, Lintasutara.com — Pekerjaan Patching Ruas Jalan Sario Malalayang Diduga berkualitas buruk. Selain itu pihak kontraktor sepertinya menganggap remah saat pengerjaan karena tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) hanya menggunakan sendal jepit.

Kepala Balai Jalan Nasional Sulawesi Utara Hendro Satrio M.K.ST.MT saat dikonfirmasi meyampaikan nanti saya tegur.

“Nanti saya tegur, karena saat melakukan pengaspalan harus memakai APD,” singkat Hendro Kepala BPJN Sulut, Senin (24/7/2023) dikantornya.

Diberitakan sebelumnya dalam PP 50 tahun 2012 K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP 50 Tahun 2012).

Seperti dalam Pasal 96 UU Jasa Konstruksi menyebutkan setiap penyedia jasa dan/atau pengguna Jasa yang tidak memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi dapat dikenai sanksi administratif berupa peringatan tertulis, denda administratif, penghentian sementara konstruksi/ kegiatan layanan jasa, pencantuman dalam daftar hitam, pembekuan izin, dan/atau pencabutan izin.

Terpantau oleh awak media ini, pekerjaan Patching di sepanjang jalan Sario-Malalayang tidak menggunakan APD yang menjadi salah satu persyaratan dalam pekerjaan tersebut untuk menjamin keselamatan kerja.

Terlihat sejumlah pekerja hanya memakai sendal jepit saat melakukan pengaspalan.

Penambalan (patching) dilakukan untuk memperbaiki kerusakan – kerusakan pada badan jalan terutama pada lapisan perkerasan dengan penutup aspal di sepanjang jalan Sario-Malalayang diduga Berkualitas Buruk.

Terpantau oleh awak media ini, Kerusakan – kerusakan seperti adanya Lubang, Jalan Bergelombang, Alur dengan kedalaman lebih dari 30 mm pada badan jalan, Ambles dengan kedalaman yang lebih dari 50 mm dan retak buaya dalam jumlah yang besar tersebut dikerjakan pada saat diguyur hujan.

Selain dikerjakan disaat hujan, diduga Suhu aspal sudah tidak sesesuai dengan suhu aspal yang ditentukan karena sudah diguyur hujan.

Diketahui aspal adalah material termoplastik yang akan menjadi keras atau lebih kental jika temperatur/suhu berkurang dan akan lunak atau lebih cair jika temperatur bertambah, sehingga  suhu merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan aspal.

Manado, Lintasutara.com —  Dalam PP 50 tahun 2012 K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP 50 Tahun 2012).

Seperti dalam Pasal 96 UU Jasa Konstruksi menyebutkan setiap penyedia jasa dan/atau pengguna Jasa yang tidak memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi dapat dikenai sanksi administratif berupa peringatan tertulis, denda administratif, penghentian sementara konstruksi/ kegiatan layanan jasa, pencantuman dalam daftar hitam, pembekuan izin, dan/atau pencabutan izin.

Terpantau oleh awak media ini, pekerjaan Patching di sepanjang jalan Sario-Malalayang tidak menggunakan APD yang menjadi salah satu persyaratan dalam pekerjaan tersebut untuk menjamin keselamatan kerja.

Terlihat sejumlah pekerja hanya memakai sendal jepit saat melakukan pengaspalan.

Diberitakan sebelumnya Penambalan (patching) dilakukan untuk memperbaiki kerusakan – kerusakan pada badan jalan terutama pada lapisan perkerasan dengan penutup aspal di sepanjang jalan Sario-Malalayang diduga Berkualitas Buruk.

Terpantau oleh awak media ini, Kerusakan – kerusakan seperti adanya Lubang, Jalan Bergelombang, Alur dengan kedalaman lebih dari 30 mm pada badan jalan, Ambles dengan kedalaman yang lebih dari 50 mm dan retak buaya dalam jumlah yang besar tersebut dikerjakan pada saat diguyur hujan.

Selain dikerjakan disaat hujan, diduga Suhu aspal sudah tidak sesesuai dengan suhu aspal yang ditentukan karena sudah diguyur hujan.

Diketahui aspal adalah material termoplastik yang akan menjadi keras atau lebih kental jika temperatur/suhu berkurang dan akan lunak atau lebih cair jika temperatur bertambah, sehingga  suhu merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan aspal.

Temperatur / suhu aspal harus tetap terjaga, oleh karena itu lokasi AMP (Asphalt Mixing Plant) harus disesuaikan dengan lokasi proyek. Lokasi AMP yang baik adalah sebisa mungkin dekat dengan lokasi proyek sehingga dapat mengurangi banyaknya kehilangan temperatur selama pengangkutan.

Proses pelaksanaan temperatur ºC pencampuran 145 – 155, menunangkan aspal ke dump truk 135 – 150, pemasokan ke alat penghampar 130 – 150, Pemadatan awal 125 – 145, Pemadatan antara 100 – 125 Pemadatan akhir >95

Temperatur yang tidak sesuai / lebih rendah dari spesifikasi saat pemadatan dapat mempengaruhi karakteristik dari hotmix antara lain dapat mengurangi nilai density, nilai stabilitas, dan juga nilai flow. Pemadatan yang tidak sempurna mengakibatkan banyaknya rongga dalam campuran aspal, sehingga ikatan antara agregat dengan aspal tidak akan optimal dan mengakibatkan aspal lebih cepat rusak

Salah satu pengguna jalan saat diwawancarai menyampaikan jalan tersebut sering terjadi kerusakan bahkan tidak bertahan lama setelah dilakukan perbaikan.

(Ardy)

Bagikan:

Artikel terkait

Tinggalkan Komentar

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler

Peluang dan Tantangan Menjadi Kepala Daerah di Kabupaten Kepulauan Sangihe: Pilkada...

Suara Redaksi

Refleksi Hari Kartini: Juita Baraming, Perempuan Sangihe yang Menata Harapan Lewat...

Sangihe

Pahlawan Tanpa Sorotan: Dari Laut Talise, Nelayan Menjemput Nyawa Sebelum Negara...

Kolom

Dilema Data Stunting di Sangihe: Antara Fakta Lapangan dan Validitas Angka

Suara Sangihe

Beri Pesan Tegas Usai Lantik Pj Kapitalaung, Thungari: Pemdes Denyut Utama...

Sangihe

Terkini