Sangihe, Lintasutara.com — Marampit merupakan salah satu pulau terluar di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara, berbatasan dengan negara tetangga Philipina.
Akan tetapi pulau yang jadi etalase dan wajah Indonesia dibagian Utara ini, justru nasibnya sangat memprihatinkan dan terkesan diterlantarkan oleh pemerintah pusat, serta berbanding terbalik dengan daerah perbatasan lainya seperti Papua dan Kalimantan yang dimanjakan dengan segala fasilitas kelas wahid oleh pemerintah pusat.
Sehingga program yang ditelorkan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo; membangun dari pinggiran dan perbatasan hanya dianggap bualan bagi warga pulau Marampit karena tidak dirasakan langsung manfaatnya bagi daerah perbatasan dengan Philipina ini.
Warga pulau Marampit saat ini, Jangankan menikmati fasilitas mewah yang menggambarkan kekuatan ekonomi Indonesia dimata negara tetangga, fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dasar 5 kampung di pulau Marampit pun masih jauh panggang dari api.
Salah satu fasilitas yang sangat dibutuhkan warga Pulau Marampit Kabupaten Kepulauan Talaud saat ini untuk menunjang giat ekonomi khususnya untuk memenuhi pasokan dan stok bahan pokok masyarakat adalah; adanya pelabuhan laut yang refresentatif agar kapal (PELNI) pengangkut kebutuhan pokok yang didatangkan baik dari ibu kota kabupaten maupun dari luar daerah bisa berlabuh dengan baik.
Memang saat ini Pulau Marampit sudah memiliki Pelabuhan laut, namun kondisinya sudah rusak dan setiap saat bias membahayakan nyawa warga yang menggunakan pelabuhan serta tidak lagi memenuhi standar bagi kapal Pelni yang selama ini menjadi transportasi satu- satunya dari dank ke Pulau Marampit untuk berlabuh.
Baca Juga: Mengintip Para Lelle, Desa Wisata Unggulan Sangihe
Menyikapi masalah yang dihadapi warga Pulau Marampit dengan minimnya perhatian bahkan terkesan dibiarkan oleh pemerintah pusat bahkan sengaja menutup mata bagi penderitaan wilayah perbatasan, membuat Tokoh Talaud Nofryan Maariwut angkat bicara meminta agar pemerintah pusat memiliki kepekaan dan perhatian bagi warga yang bermukim di pulau terluar paling utara ini.
”Pemerintah pusat harus adil dan memperhatikan semua daerah perbatasan, jangan hanya wilayah perbatasan lain yang dibangun dan diberikan fasilitas terbaik sementara kami yang ada di utara hanya dibiarkan dengan fasilitas seadahnya,” ujar aktivis muda ini.
“Sekarang ini fasilitas yang paling mendesak dan harus segera dibangun yaitu; pelabuhan karena yang ada saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, rusak dan mengancam nyawa masyarakat. Kami mendesak pemerintah pusat melaui instansi terkait Kementerian Perhubungan agar secepatnya membangun pelabuhan sebab pelabuhan menjadi satu- satunya pintu masuk untuk memenuhi kebutuhan pokok warga pulau terluar ini,” sambungnya.
Baca Juga: Gunung Api Bawah Laut Banua Wuhu Sangihe, Surga Bagi Para Penyelam
Menurutnya, jika pemerintah pusat tidak segera mengambil langkah dan tindakan memenuhi kebutuhan warga ini, takutnya disaat kapal Pelni sudah tidak bisa berlabuh akibat kondisi pelabuhan rusak parah maka akan berdampak buruk bagi keberlangsungan kehidupan warga yang menempati Pulau Marampit.
“Jika pemerintah pusat tidak segera bertindak membangun pelabuhan kedepan warga pulau Marampit bias kelaparan mengingat jalur laur menjadi satu- satunya jalur megangkut keterdediaan dan stok bahan pokok sperti beras dan kebutuhan lainya,” kunci Ketua lascar Anti Korupsi Talaud ini.
Gambaran Umum Pulau Marampit
Nama : Pulau Marampit
Kecamatan: Nanusa
Kabupaten: Talaud
Provinsi : Sulawesi Utara
Pulau Marampit merupakan salah satu pulau kecil terluar yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Utara dari 11 pulau yang ada. Pulau ini terletak di bagian utara Pulau Sulawesi dan berbatasan langsung dengan Philipina. Pulau ini merupakan pulau yang berpenghuni dengan jumlah penduduk sekitar 1537 jiwa.
Pulau marampit dengan luas 12 km² memiliki 5 Kampung yaitu kampung Marampit, Laluhe, Dampulis, Dampulis Selatan dan Merampit Timur.
Seperti Pulau terluar lainnya memiliki Titik Dasat (TD) 057A dan Titik Referensi (TR) 057 Utara.
Secara geografis Pulau ini terletak pada posisi 4⁰ 45′ 12″ LU dan 127⁰ 07′ 42″ BT. Pulau Marampit dibatasi oleh Samudra Pasifik di sebelah utara dan timur Pulau Karatung di sebelah barat dan di sebelah selatan dengan selat Pulau Maluku.
Saat ini transportasi dari dan menuju ke Pulau Marampit menggunkan Kapal Pelni dapat ditempuh dengan menggunakan kapal laut dari Pulau Karatung.
Mata pencaharian masyarakat pulau marampit didominasi oleh kegiatan primer seperti petani dan nelayan. Desa Marampit Timur, Marampit dan Laluhe didominasi oleh penduduk dengan mata pencaharian sebagai petani sedangkan desa Dampulis dan Dampulis Selatan didominasi oleh nelayan.
(Ts)