Finansial, Lintasutara.com – Investasi jangka pendek adalah salah satu jenis investasi yang umum dilakukan oleh banyak orang untuk mendapatkan passive income atau pendapatan tambahan.
Namun kekhawatiran akan resiko yang tinggi dari investasi membuat banyak orang, terutama investor pemula, urung untuk mulai berinvestasi.
Padahal, berbeda dengan investasi jangka panjang, jenis investasi jangka pendek memiliki resiko yang rendah, dapat dimulai dengan modal kecil dengan return lebih cepat dan keuntungan yang didapat lebih besar.
Nah, sebelum mulai berinvestasi, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu investasi jangka pendek dan contoh investasi jangka pendek yang menguntungkan. Hal ini agar Anda lebih yakin untuk memilih jenis investasi ini dengan menyesuaikan budget dan kebutuhan.
Pengertian Investasi Jangka Pendek
Melansir Bursa Efek Indonesia, Selasa (11/1/2021), investasi jangka pendek adalah jenis investasi yang jangka waktunya hanya berkisar satu tahun.
Jadi, investasi jangka pendek bersifat sementara dan dapat lebih mudah ditarik dalam jangka waktu yang pendek.
Jenis investasi ini direkomendasikan bagi investor pemula sebab investasi bisa dimulai dengan modal kecil, sehingga Anda yang baru mulai melakukan investasi dapat menyesuaikan dengan kemampuan finansial Anda.
3 Contoh Investasi Jangka Pendek yang Menguntungkan
Ada beberapa contoh investasi jangka pendek yang menguntungkan, terutama bagi Anda sebagai investor pemula, yaitu:
1. Deposito Bank
Deposito merupakan salah satu instrumen investasi yang terkenal dan dan familier dengan banyak orang.
Instrumen investasi jangka pendek ini kurang lebih seperti menabung di bank, yakni dengan menyetorkan dan mencairkan sejumlah dana dalam periode tertentu.
Bedanya dengan tabungan biasa, periode deposito ini mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 1 tahun. Sementara keuntungan yang didapat dari deposito adalah bunga yang lebih tinggi daripada tabungan biasa.
Sedangkan untuk penarikan dana bergantung dengan periode deposito yang dipilih serta kesepakatan antara nasabah dan pihak bank.
Dari beberapa jenis deposito, yang paling terkenal adalah deposito berjangka, yang sering ditawarkan oleh pihak bank.
Dengan instrumen investasi ini, Anda tidak perlu khawatir dengan masalah keamanan, sebab investasi ini dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).
2. Reksa Dana
Instrumen investasi lainnya yang populer di kalangan investor pemula adalah Reksa Dana.
Pengelolaan keuangan investor melalui instrumen investasi ini dilakukan oleh manajer investasi kemudian diinvestasikan pada instrumen-instrumen tertentu agar mendapatkan keuntungan.
Ada beberapa macam reksa dana, yaitu reksa dana saham, pendapatan tetap, pasar uang, dan reksa dana campuran.
Nah, investor pemula perlu memahami masing-masing jenis reksadana ini karena karena memiliki fluktuasi pergerakan harga serta risiko yang berbeda-beda, mulai dari yang rendah, menengah hingga resiko tinggi.
Baca Juga: Menguak Investasi Bodong dengan Skema Ponzi
3. Peer to Peer (P2P) Lending
Peer to Peer (P2P) Lending adalah instrumen investasi yang masih tergolong baru, namun populer dan dilirik oleh banyak orang.
Melansir Otoritas Jasa Keuangan, Selasa (11/1/2021), Fintect Lending/P2P lending adalah layanan pinjam memimjam uang dalam mata uang rupiah secara langsung antara pemberi pinjaman dan penerima pinjaman berbasis teknologi informasi.
Fintech lending ini juga disebut sebagai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI).
P2P lending memberikan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan pinjaman guna kebutuhan pendidikan dan kesehatan serta untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) yang membutuhkan suntikan dana.
Pertumbuhan instrumen investasi ini semakin pesat dengan semakin banyak masyarakat yang mengaksesnya karena kesulitan mendapatkan pinjaman ke perbankan.
Berinvestasi ke perusahaan P2P landing memberikan keuntungan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan produk investasi jangka pendek lainnya, yaitu berkisar 15 – 20% per tahun.
Namun sebelum melakukan investasi, investor pemula perlu mempelajari perusahaan fintech mana yang terdaftar secara resmi dan diawasi OJK.
Selain itu, high return yang tinggi dari investasi ini dibarengi dengan resiko yang tinggi pula karena investor berpotensi mengalami kerugian apabila terjadi kredit macet, yakni ketika peminjam atau UMKM terlambat melakukan pembayaran.
Demikian pengertian serta 3 contoh investasi jangka pendek yang menguntungkan yang bisa Anda coba. Masing-masing dari contoh investasi jangka pendek di atas memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga pastikan Anda melakukan riset terlebih dahulu sebelum memulai berinvestasi agar terhindar dari kerugian. (am)