Global, Lintasutara.com – Harga Bitcoin anjlok sebesar 20 persen dari rekor harga tertinggi pada awal bulan ini.
Seperti dilaporkan Bloomberg, Jumat (26/11/2021), harga Bitcoin merosot sebesar 7,5 persen hanya dalam kurun waktu 24 jam, menjadi US$54,430.35 atau setara dengan Rp773 juta per keping.
Angkat tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan dengan harga tertinggi di awal bulan ini sebesar US$ 69.000 atau setara dengan Rp 992 juta. Bahkan, angka 20 persen tersebut terjadi hanya dalam sepekan terakhir ini.
Nasib yang sama juga dialami Cryptocurrency kedua terbesar di dunia setelah Bitcoin, Ether, yang merosot 9 persen. Sementara Bloomberg Galaxy Crypto Index turun 4 persen.
Baca Juga: Diprediksi Bakal Surplus, Harga Nikel Dunia Malah Anjlok
Penyebab Harga Bitcoin Anjlok
Merosotnya harga Bitcoin dan mata uang digital lainnya disebabkan oleh munculnya varian baru Covid-19, Omicron.
Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis (25/11/2021), mengumumkan ditemukannya varian B.1.1529 dari Afrika Selatan.
Varian baru ini dilaporkan memiliki 30 mutasi dan terdeteksi telah menyebar ke beberapa negara, seperti Inggris, Belanda, Jerman dan Hongkong.
Khawatir akan efek varian baru Covid-19 ini membuat para investor memilih untuk menjual aset beresiko mereka di seluruh dunia, sehingga berdampak pada menurunnya harga Bitcoin. (am)